Mengenal Ratu Suri Thailand, “Ratu Tercantik di Dunia”

mengenal-ratu-suri-thailand-ratu-tercantik-di-dunia

Mengenal Ratu Suri Thailand, “Ratu Tercantik di Dunia”. Dunia kehilangan salah satu ikon keanggunan terbesar hari ini: Ratu Suri Sirikit dari Thailand, yang sering disebut sebagai “Ratu Tercantik di Dunia”, meninggal dunia pada usia 93 tahun di Rumah Sakit Siriraj, Bangkok, pada Jumat malam, 24 Oktober 2025. Kematiannya, yang dikonfirmasi oleh Biro Rumah Tangga Kerajaan, meninggalkan duka mendalam bagi rakyat Thailand dan pengagum global. Sebagai ibu dari Raja Maha Vajiralongkorn, Sirikit bukan hanya simbol monarki, tapi juga panutan filantropi dan gaya yang timeless. Julukan “ratu tercantik” itu lahir dari pesonanya yang memikat sejak muda, yang pernah membuat media internasional berdecak kagum saat ia mendampingi mendiang suaminya, Raja Bhumibol Adulyadej, dalam kunjungan negara. Di tengah periode berkabung nasional 90 hari yang diumumkan pemerintah, artikel ini mengajak kita mengenal lebih dekat sosok yang membentuk Thailand modern dengan sentuhan lembut tapi tegas. INFO CASINO

Awal Perjalanan Hidup yang Menawan: Mengenal Ratu Suri Thailand, “Ratu Tercantik di Dunia”

Sirikit lahir pada 12 Agustus 1932 di Grand Palace, Bangkok, sebagai putri Chao Phraya Nakornchaisri, seorang bangsawan terkemuka. Masa kecilnya diwarnai oleh lingkungan istana yang penuh tradisi, tapi juga pengaruh Barat dari pendidikannya di sekolah Prancis. Ia tumbuh menjadi gadis cerdas dengan bakat seni yang alami, sering terlihat bernyanyi atau bermain piano di acara keluarga. Pada usia 17 tahun, pertemuannya dengan Pangeran Bhumibol—saat itu mahasiswa di Swiss—menjadi titik balik. Cinta mereka berkembang melalui surat-menyurat romantis, dan pada 1950, mereka menikah dalam upacara megah yang menyatukan dua keluarga kerajaan.

Pernikahan itu bukan hanya ikatan pribadi, tapi juga pondasi stabilitas Thailand pasca-Perang Dunia II. Saat naik takhta pada 1952, Bhumibol dan Sirikit menjadi pasangan ikonik: ia sebagai pemimpin visioner, ia sebagai pendamping yang anggun. Di awal pernikahan, Sirikit cepat beradaptasi dengan peran ratu, belajar etiket kerajaan sambil mempertahankan sisi santainya—seperti hobi menjahit gaun sendiri. Pesonanya yang alami, dengan senyum hangat dan mata ekspresif, segera menarik perhatian media. Majalah Vogue pernah memujinya sebagai “ratu dengan aura dewi”, yang membuatnya jadi favorit di kalangan diplomat asing. Masa ini membentuk karakternya: sederhana tapi berwibawa, selalu siap hadir di sisi rakyat.

Pengabdian untuk Rakyat dan Budaya Thailand: Mengenal Ratu Suri Thailand, “Ratu Tercantik di Dunia”

Sepanjang 70 tahun pengabdiannya, Sirikit mendedikasikan diri untuk kesejahteraan rakyat, terutama di pedesaan yang terpencil. Ia mendirikan lebih dari 20 yayasan, fokus pada pendidikan, kesehatan, dan pelestarian lingkungan. Salah satu inisiatif andalannya adalah proyek pengembangan desa, di mana ia turun langsung ke utara dan selatan Thailand, membagikan bibit tanaman dan alat medis ke petani miskin. “Ratu yang merakyat” ini sering terlihat mengenakan pakaian sederhana saat kunjungan, mendengarkan keluhan warga dengan telinga terbuka.

Di bidang budaya, kontribusinya tak tertandingi. Sirikit merevitalisasi seni tradisional seperti tenun sutra Thai, mendukung ribuan pengrajin perempuan agar mandiri secara ekonomi. Ia juga mempromosikan tarian klasik dan musik kerajaan ke panggung internasional, membuat budaya Thailand dikenal luas. Bahkan di usia lanjut, meski sejak 2016 jarang muncul publik karena masalah kesehatan, pengaruhnya tetap kuat melalui putra-putrinya. Pengabdian ini membuatnya dicintai lintas generasi; survei nasional sering menempatkannya sebagai figur paling dihormati setelah mendiang suaminya. Di mata rakyat, ia bukan sekadar ratu, tapi ibu yang melindungi warisan bangsa dari modernisasi yang terburu-buru.

Gaya Ikonik yang Menginspirasi Dunia

Apa yang membuat Sirikit disebut “ratu tercantik”? Bukan hanya wajahnya yang lembut, tapi gaya yang selalu on point. Ia dikenal sebagai pionir fashion kerajaan Asia, memadukan borobudur Thai dengan sentuhan Paris—kota yang ia kunjungi berkali-kali. Gaun-gaunnya, sering dirancang sendiri, menonjolkan siluet ramping dengan aksen mutiara dan sutra, yang jadi tren di kalangan elite global. Pada 1960-an, saat menghadiri acara di Eropa, ia memukau dengan kebaya modern yang memadukan elemen Timur-Barat, memengaruhi desainer kontemporer.

Pengaruh gayanya meluas ke diplomasi lunak: kunjungan negara selalu jadi ajang pameran budaya, di mana ia membawa seniman lokal untuk kolaborasi. Bahkan di usia 80-an, foto-fotonya tetap viral, dengan rambut disanggul rapi dan perhiasan minimalis yang timeless. Julukan “tercantik” itu, yang pertama kali muncul di media Barat pada 1950-an, bertahan karena karismanya yang tak pudar—sebuah campuran kelembutan dan kekuatan. Hari ini, desainer muda di Bangkok masih merujuk gayanya sebagai inspirasi, membuktikan bahwa keindahannya bukan sekadar fisik, tapi juga jiwa yang autentik.

Kesimpulan

Kepergian Ratu Suri Sirikit menutup babak emas dalam sejarah Thailand, tapi warisannya akan terus bersinar seperti sutra yang ia selamatkan. Dari gadis istana yang jatuh cinta hingga ratu yang membangun bangsa, ia ajarkan bahwa keanggunan sejati lahir dari pengabdian tulus. Julukan “ratu tercantik di dunia” kini jadi monumen abadi untuk sosok yang menyatukan tradisi dan modernitas dengan anggun. Saat Thailand berduka dengan periode mourning panjang—satu tahun untuk pejabat, 90 hari untuk publik—semoga semangatnya menginspirasi generasi baru untuk melanjutkan jejaknya. Selamat jalan, Yang Mulia; keindahan Anda selamanya tak tergantikan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *