Trump Sebut Pasukan Internasional Akan Segera Sampai di Gaza

trump-sebut-pasukan-internasional-akan-segera-sampai-di-gaza

Trump Sebut Pasukan Internasional Akan Segera Sampai di Gaza. November 2025 jadi momen krusial buat Gaza. Presiden Amerika Serikat Donald Trump baru saja umumkan bahwa pasukan stabilisasi internasional bakal segera mendarat di Jalur Gaza. “Sangat sebentar lagi,” katanya tegas di Gedung Putih saat bertemu pemimpin Asia Tengah, 6 November lalu. Pernyataan ini langsung bikin dunia heboh, apalagi setelah gencatan senjata rapuh yang dimulai Oktober lalu. Rencana ini bagian dari blueprint perdamaian 20 poin yang digagas Trump sejak September, yang janjikan akhir permanen buat konflik berdarah antara Israel dan Hamas. Tapi di balik optimisme, banyak yang bertanya: benarkah pasukan asing ini bisa bawa damai, atau malah tambah rumit situasi yang sudah porak-poranda? INFO CASINO

Pernyataan Trump yang Bikin Dunia Tegang: Trump Sebut Pasukan Internasional Akan Segera Sampai di Gaza

Trump nggak main-main. Di depan wartawan, dia bilang International Stabilization Force (ISF) akan segera beroperasi di Gaza untuk jaga keamanan pasca-perang. “Gaza lagi berjalan sangat baik,” ujarnya sambil tersenyum. Ini bukan omong kosong—AS sudah ajukan draf resolusi ke Dewan Keamanan PBB untuk mandat dua tahun. Pasukan ini bakal pastikan Gaza bebas senjata, latih polisi Palestina baru, dan awasi distribusi bantuan. Yang menarik, Trump tekankan nggak ada tentara Amerika yang turun langsung ke tanah Gaza. Mereka cuma koordinasi dari luar, mungkin dari pusat di Israel selatan. Negara-negara yang diajak: Mesir, Qatar, Uni Emirat Arab, sampai Indonesia dan Azerbaijan. Bahkan Turki sempat disebut, meski Israel langsung tolak keras karena khawatir agenda politik Ankara.

Rencana Besar di Balik Pasukan Multinasional: Trump Sebut Pasukan Internasional Akan Segera Sampai di Gaza

Inti rencana Trump sederhana tapi ambisius: ganti kekosongan kekuasaan setelah Hamas dilucuti. Pasukan internasional ini bakal ambil alih area yang ditinggal tentara Israel, satu per satu. Mereka kerja sama dengan polisi Palestina yang dilatih ulang, pastikan nggak ada lagi roket atau terowongan rahasia. Draf PBB bilang tugas utama: demilitarisasi total Gaza, bantu rekonstruksi, dan jamin bantuan kemanusiaan mengalir lancar. Trump janjikan ini cuma sementara—dua tahun maksimal—sebelum Palestina punya pemerintahan sendiri. Yang bikin optimis, sudah ada pusat koordinasi di Israel selatan dengan 40 negara dan organisasi internasional. Bantuan skala besar siap digelontor, termasuk pembangunan ulang rumah sakit dan sekolah yang hancur. Kalau berhasil, ini bisa jadi model perdamaian pertama di Timur Tengah yang benar-benar jalan setelah puluhan tahun kegagalan.

Tantangan Berat yang Mengintai di Depan

Tapi realita di lapangan jauh dari mulus. Hamas masih pegang senjata di beberapa kantong, dan bentrokan sporadis terus terjadi. Israel ngotot mau hancurkan semua terowongan sebelum serahkan wilayah. Sementara negara-negara Arab ragu—mereka mau ikut asal ada jaminan jalur menuju negara Palestina merdeka, yang sampai sekarang ditolak pemerintah Netanyahu. Turki? Israel bilang no way, takut pasukan Ankara malah dukung kelompok Islamis. Lalu ada Rusia dan China di DK PBB yang bisa veto kalau nggak suka. Belum lagi warga Gaza sendiri—ribuan keluarga masih tinggal di tenda, air bersih langka, dan trauma perang dua tahun lalu belum hilang. Kalau pasukan asing datang tapi nggak bawa solusi politik jangka panjang, bisa-bisa malah jadi target baru. Apalagi sejarah pasukan perdamaian PBB di Lebanon sering gagal karena kurang mandat kuat dan jumlah personel.

Kesimpulan

Pernyataan Trump soal pasukan internasional segera tiba di Gaza ini seperti sinar harapan di tengah kegelapan panjang. November 2025 bisa jadi titik balik kalau semua pihak komitmen—Israel cabut total, Hamas serahkan senjata, dan negara-negara donor benar-benar turun tangan. Tapi damai nggak datang begitu saja. Butuh keberanian politik besar dari semua belah pihak untuk ubah Gaza dari ladang perang jadi tempat layak huni lagi. Kalau gagal, kita cuma ulang sejarah kelam yang sama. Saatnya dunia buktikan, perdamaian di Timur Tengah bukan cuma mimpi—tapi kenyataan yang bisa diraih kalau semua mau duduk bersama, bukan saling tembak.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *