Trump Desak Zelensky Setujui Rencana Damai Dengan Rusia. Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, kembali ambil peran aktif di panggung global dengan mendesak Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk segera setujui rencana damai dengan Rusia. Pada Jumat, 21 November 2025, Trump sebut ia harap kesepakatan tercapai sebelum Thanksgiving minggu depan, di tengah tekanan kuat dari Gedung Putih yang ancam kurangi dukungan militer jika Ukraina tolak. Rencana 28 poin ini, yang disusun oleh utusan khusus Steve Witkoff, hadir saat Ukraina hadapi kemunduran di medan perang dan skandal korupsi yang goyang pemerintahan Zelensky. Putin sendiri sebut proposal ini bisa jadi dasar penyelesaian akhir, meski Zelensky tegaskan tak akan khianati rakyatnya. Langkah ini bagian dari visi Trump akhiri perang sebelum akhir 2025, tapi picu kontroversi soal konsesi besar bagi Moskow. BERITA BASKET
Isi Rencana Damai 28 Poin: Trump Desak Zelensky Setujui Rencana Damai Dengan Rusia
Rencana Trump bukan sekadar kerangka; ia detail 28 poin yang gabungkan jaminan keamanan, konsesi teritorial, dan insentif ekonomi. Ukraina diminta serahkan wilayah tambahan di timur, batasi ukuran militer, dan janji tak pernah gabung NATO—permintaan kunci Rusia sejak invasi 2022. Sebagai ganti, ada jaminan keamanan ala NATO: AS dan sekutu bisa respons militer jika Rusia serang lagi, plus sanksi otomatis balik. Rusia dapat manfaat manis seperti kembali ke G8, integrasi ekonomi global, dan kerjasama investasi dengan AS di AI serta pertambangan. Aset Rusia beku sebagian dialihkan untuk bangun ulang Ukraina, sementara amnesti diberi untuk semua pihak selama perang—implikasi besar bagi tuntutan kejahatan perang. Ukraina juga wajib gelar pemilu dalam 100 hari pasca-kesepakatan. Draft ini diserahkan ke Zelensky oleh Sekretaris Angkatan Darat Dan Driscoll di Kyiv Kamis lalu, setelah diskusi dengan penasihat keamanan Rustem Umerov yang setuju mayoritas poin dengan modifikasi.
Respons Zelensky dan Tekanan Internal: Trump Desak Zelensky Setujui Rencana Damai Dengan Rusia
Zelensky hadapi dilema berat, seperti yang ia sebut “pilihan sulit antara martabat atau mitra kunci.” Ia tegaskan siap negosiasi dengan Trump, tapi tak akan terima proposal “absurd dan tak bisa diterima” yang langgar konstitusi Ukraina. Skandal korupsi baru-baru ini, libatkan menteri dan rekan bisnis Zelensky seperti Timur Mindich, tambah lemah posisinya—beberapa anggota partai Servant of the People desak pecat kepala staf Andriy Yermak. Zelensky telepon pemimpin Eropa seperti Macron, Merz, dan Starmer untuk koordinasi, dan sebut akan tawarkan alternatif. Wakil Presiden JD Vance dan Driscoll diskusi panjang dengannya Jumat pagi, di mana Zelensky setuju timnya kerja sama cepat. Tapi di balik layar, sumber bilang Washington ancam potong intelijen dan senjata jika tolak—meski pejabat AS bantah ancaman eksplisit. Zelensky bandingkan situasi ini dengan hari-hari awal perang, saat ia tolak lari dan rakyatnya tahan Rusia.
Dukungan Rusia dan Kekhawatiran Eropa
Vladimir Putin respons positif, sebut rencana ini “bisa jadi basis penyelesaian akhir” meski belum diskusi mendalam. Utusan Rusia Kirill Dmitriev terlibat awal, dan Kremlin senang dengar kekhawatiran mereka didengar, terutama soal wilayah Donbas. Putin soroti propaganda “warmonger” yang abaikan manfaat rencana ini selamatkan Ukraina dari kehilangan lebih banyak tanah dan nyawa. Sementara itu, Eropa khawatir besar: pemimpin Jerman tolak bagian proposal yang lemahkan kedaulatan Ukraina, tegas garis depan saat ini jadi basis negosiasi. Eropa dukung Zelensky Jumat, tolak konsesi berlebih yang bisa dorong Rusia agresif lagi ke tetangga seperti Polandia. Trump balas kritik itu, sebut kesepakatan tak embolden Putin tapi beri jaminan kuat. Konsultasi AS dengan Eropa baru dimulai setelah draft selesai, tambah ketegangan lintas Atlantik.
Kesimpulan
Desakan Trump pada Zelensky untuk setujui rencana damai dengan Rusia jadi ujian krusial bagi Ukraina di tengah perang yang sudah rampas ratusan ribu nyawa. Dengan deadline Thanksgiving dan ancaman dukungan AS, Zelensky tak punya banyak ruang gerak, tapi dukungan Eropa beri harapan alternatif. Rencana 28 poin ini janjikan akhir cepat, tapi harga konsesi tinggi—wilayah, militer, dan NATO—bisa ubah peta geopolitik Eropa. Putin senang, Trump optimis, tapi Zelensky pegang kunci: negosiasi atau perlawanan. Musim dingin Ukraina bakal panjang, dan keputusan minggu ini bisa tentukan akhir perang atau babak baru konflik. Yang pasti, diplomasi Trump lagi diuji, dan dunia tunggu jawaban Kyiv.
