Tanah Longsor Malaysia Akibat Hujan Membuat 12 Orang Tewas

tanah-longsor-malaysia-akibat-hujan-membuat-12-orang-tewas

Tanah Longsor Malaysia Akibat Hujan Membuat 12 Orang Tewas. Hujan lebat yang mengguyur wilayah Sabah, Malaysia, pada September 2025 telah memicu bencana tanah longsor yang mematikan, menewaskan sedikitnya 12 orang. Kejadian ini menjadi pengingat keras tentang risiko bencana alam di musim hujan, terutama di wilayah yang rentan secara geografis. Banjir dan longsor yang terjadi di beberapa titik di Sabah, termasuk di sekitar Kota Kinabalu, menyebabkan kerusakan parah pada rumah, infrastruktur, dan mata pencaharian warga. Artikel ini akan mengulas fenomena tanah longsor, waktu kejadian, jumlah korban, serta dampaknya pada masyarakat setempat. BERITA BASKET

Apa Itu Fenomena Tanah Longsor
Tanah longsor adalah pergerakan massa tanah, batuan, atau material lainnya yang berpindah ke bawah atau keluar lereng akibat gravitasi. Fenomena ini sering terjadi di daerah dengan lereng curam, tanah yang kurang padat, atau saat curah hujan tinggi. Hujan lebat, seperti yang terjadi di Sabah, membuat tanah jenuh air, meningkatkan bobotnya dan melemahkan stabilitas lereng. Ketika air meresap hingga lapisan kedap air, tanah di atasnya menjadi licin dan mudah bergerak, memicu longsor.

Faktor lain seperti deforestasi, pembangunan di lereng, dan erosi juga memperburuk risiko. Di Malaysia, wilayah seperti Sabah yang memiliki banyak perbukitan dan curah hujan tinggi di musim hujan (November-Maret) sangat rentan. Vegetasi yang minim, terutama di area permukiman informal, membuat tanah lebih mudah longsor karena tidak ada akar pohon yang menahan. Longsor dapat terjadi dalam hitungan detik, memberikan waktu terbatas untuk evakuasi, sehingga sering menyebabkan kerugian besar.

Kapan Tanah Longsor Tersebut Terjadi
Tanah longsor di Sabah terjadi pada Senin, 15 September 2025, setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama hampir 10 hari berturut-turut. Curah hujan yang mencapai 100 mm dalam beberapa hari memicu banjir dan longsor di beberapa titik, terutama di pinggiran Kota Kinabalu dan wilayah Gana, sekitar 100 km timur kota tersebut. Insiden terparah terjadi pada pukul 06.00 waktu setempat, ketika longsor besar menghantam permukiman informal di pinggiran Kinabalu, menewaskan delapan orang, termasuk empat anak-anak. Longsor lain di Gana pada hari yang sama menewaskan tiga orang, sementara satu korban lainnya, seorang pria berusia 97 tahun, tewas tertimbun lumpur di Penampang pada pekan sebelumnya.

Apakah Ada Korban Lain Selain Mereka 12
Selain 12 korban jiwa yang telah dikonfirmasi, tanah longsor dan banjir di Sabah juga menyebabkan ratusan orang terluka dan ribuan lainnya kehilangan tempat tinggal. Lebih dari 2.000 warga dari daerah dataran rendah, termasuk di sekitar Kota Kinabalu, telah dievakuasi ke tempat penampungan sementara. Di Gana, tiga orang dilaporkan hilang setelah longsor menghancurkan beberapa rumah, dan tim penyelamat masih berupaya mencari mereka di tengah medan yang sulit dan lumpur tebal.

Kerusakan infrastruktur juga signifikan, dengan puluhan rumah hancur, jalan terputus, dan jembatan rusak. Banjir yang menyertai longsor memperparah situasi, dengan banyak warga kehilangan harta benda dan sumber mata pencaharian, terutama petani dan pedagang kecil. Otoritas setempat melaporkan bahwa setidaknya 500 keluarga terdampak langsung, dengan perkiraan kerugian material mencapai jutaan ringgit. Tim penyelamat, dibantu militer dan relawan, terus bekerja untuk mengevakuasi korban dan membersihkan puing, meski hujan ringan masih menghambat upaya tersebut.

Kesimpulan: Tanah Longsor Malaysia Akibat Hujan Membuat 12 Orang Tewas
Tanah longsor di Sabah, Malaysia, pada 15 September 2025, yang dipicu hujan lebat selama hampir dua pekan, telah menewaskan 12 orang dan menyebabkan kerusakan besar. Fenomena ini, yang diperparah oleh curah hujan tinggi dan kondisi geografis, menunjukkan kerentanan wilayah seperti Sabah terhadap bencana hidrometeorologi. Selain korban jiwa, ribuan warga terdampak, dengan banyak yang kehilangan rumah dan mata pencaharian. Meski upaya penyelamatan dan evakuasi terus berlangsung, kejadian ini menegaskan perlunya langkah pencegahan seperti pengelolaan lahan yang lebih baik, sistem peringatan dini, dan reboisasi di area rawan. Untuk saat ini, fokus utama adalah membantu warga yang terdampak dan mencegah kerugian lebih lanjut di tengah ancaman hujan susulan.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *