Kecelakaan Jet Tejas Memicu Masalah Angkatan Udara di India

kecelakaan-jet-tejas-memicu-masalah-angkatan-udara-di-india

Kecelakaan Jet Tejas Memicu Masalah Angkatan Udara di India. Pada 21 November 2025, sebuah insiden tragis mengguncang Dubai Airshow saat jet tempur ringan buatan India, Tejas, jatuh ke tanah di depan ribuan penonton global, termasuk pembeli senjata potensial. Pesawat itu sedang menampilkan manuver aerobatik rendah ketika tiba-tiba kehilangan kendali, menukik tajam, dan meledak menjadi bola api besar sekitar satu mil dari lokasi acara. Pilotnya, Kapten Namansh Syal dari Angkatan Udara India, tewas seketika—korban pertama dalam sejarah operasional jet ini selama satu dekade. Kejadian ini, yang terjadi tepat setelah jet melakukan barrel roll dan upaya loop, langsung memicu sorotan tajam pada program pertahanan nasional India. Di tengah upaya New Delhi untuk memamerkan kemampuan mandiri, kecelakaan ini bukan hanya kehilangan nyawa, tapi juga pukulan bagi citra jet yang dijadikan simbol swasembada. Saat ini, pada 26 November, pengadilan penyelidikan bersama India dan Uni Emirat Arab sedang menggali data dari komputer misi dan sistem mesin, sementara pakar menduga campuran kegagalan pilot seperti blackout G-force dan keterbatasan ketinggian pemulihan. Insiden ini memperburuk kekhawatiran lama tentang modernisasi armada udara India, yang masih bergantung pada pesawat usang, dan mempertanyakan apakah Tejas siap menghadapi ancaman regional dari China dan Pakistan. BERITA BASKET

Kronologi Insiden: Kecelakaan Jet Tejas Memicu Masalah Angkatan Udara di India

Semuanya berlangsung cepat di siang hari Dubai Airshow. Sekitar pukul 14.08 waktu setempat, jet Tejas versi Full Operational Clearance Mk 1—salah satu dari 40 unit produksi—mulai demonstrasi. Pesawat itu meluncur rendah, melakukan beberapa putaran untuk memukau audiens, termasuk barrel roll di mana ia berputar axial penuh. Saat hendak menyelesaikan loop—tarik naik, balik terbalik, lalu turun—jet tiba-tiba gagal naik kembali. Video amatir menunjukkan ia terlalu dekat dengan tanah, mungkin kurang kecepatan untuk pemulihan, sebelum menukik dan menghantam permukaan. Ledakan segera menyusul, disertai asap hitam tebal yang terlihat dari jauh. Tim darurat Dubai merespons dalam hitungan menit, menyemprotkan air ke puing-puing, sementara demonstrasi udara lain dilanjutkan kurang dari dua jam kemudian. Angkatan Udara India segera mengonfirmasi kecelakaan melalui pernyataan resmi, menyatakan penyesalan mendalam atas hilangnya pilot berusia 30-an itu, yang diketahui berusaha eject tapi gagal karena ketinggian rendah. Ini menjadi kecelakaan kedua Tejas secara keseluruhan; yang pertama terjadi di Rajasthan pada Maret 2024, di mana pilot selamat. Sehari sebelumnya, klaim media sosial tentang kebocoran oli dibantah pemerintah India sebagai propaganda, menyebutnya kondensasi biasa—tapi kecurigaan tetap melekat.

Dampak pada Program Pengembangan: Kecelakaan Jet Tejas Memicu Masalah Angkatan Udara di India

Kecelakaan ini seperti tamparan bagi inisiatif swasembada pertahanan India, yang menjadikan Tejas sebagai bintang utama. Program ini dimulai sejak 1980-an untuk menggantikan jet MiG-21 usang dari era Soviet, yang baru pensiun total pada September 2025 setelah penundaan pengiriman Tejas. Meski telah menghasilkan 40 unit Mk 1, produksi lambat oleh perusahaan negara, meninggalkan kekurangan pilot hingga 30 persen di angkatan udara. Kini, insiden Dubai meredupkan harapan ekspor, yang krusial untuk keberlanjutan program. India berharap menjual ke negara seperti Filipina atau Argentina, tapi jatuhnya di depan rival seperti Pakistan—yang hadir dengan jet China—membuat calon pembeli ragu. Pada September 2025, Kementerian Pertahanan memesan 97 unit tambahan senilai miliaran dolar, tapi kecelakaan ini bisa menunda sertifikasi dan uji coba lebih lanjut. Pakar seperti Walter Ladwig dari lembaga studi pertahanan London menyebut Tejas lebih berharga untuk membangun basis industri daripada penjualan langsung, tapi citra buruk ini mengancam dana R&D untuk varian canggih seperti Mk 2, yang bergantung pada mesin impor.

Tantangan Keamanan Angkatan Udara

Lebih dalam, kecelakaan ini menyoroti lubang hitam di angkatan udara India, yang menghadapi ancaman ganda dari ekspansi militer China di perbatasan dan aliansi Beijing dengan Pakistan. Armada India mayoritas masih jet Rusia tua, dengan hanya 40 Tejas dari target 270 unit untuk 2035. Kekurangan ini terbukti dalam bentrokan udara Mei 2025 dengan Pakistan, di mana India kehilangan tiga jet—meski detailnya disengketakan. Kini, dengan pilot tewas, fokus beralih ke faktor manusia: dugaan blackout G-force, di mana tekanan gravitasi ekstrem menyebabkan penglihatan kabur atau pingsan, meski pilot memakai G-suit. Analisis awal menunjukkan manuver terlalu agresif untuk ketinggian rendah, mungkin dikombinasikan dengan isu kontrol penerbangan atau keandalan mesin. Pengadilan penyelidikan akan periksa data black box untuk konfirmasi, tapi ini mempercepat panggilan reformasi: pelatihan pilot lebih intensif, upgrade sensor, dan diversifikasi sumber jet. Di tengah ketegangan regional, penundaan Tejas berisiko meninggalkan India rentan, terutama saat China memasok 80 persen impor senjata Pakistan.

Kesimpulan

Kecelakaan Tejas di Dubai bukan akhir dari mimpi swasembada India, tapi pengingat keras akan jalan panjang menuju kekuatan udara modern. Kehilangan pilot Namansh Syal menyisakan duka, sementara penyelidikan yang sedang berlangsung bisa membuka jalan perbaikan—dari desain manuver hingga produksi lebih cepat. Bagi angkatan udara, ini dorongan untuk percepatan, agar tidak lagi bergantung pada impor sambil menghadapi tetangga yang semakin kuat. Pemerintah berjanji investigasi transparan dan komitmen pada program, tapi kepercayaan publik dan mitra internasional harus dibangun ulang. Pada akhirnya, Tejas tetap simbol ambisi, asal India belajar dari kegagalan ini untuk terbang lebih tinggi—secara harfiah dan metaforis—menuju era pertahanan yang lebih tangguh.

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *