Gaza Kembali Dibombardir Oleh Israel

gaza-kembali-di-bombardir-oleh-israel

Gaza Kembali Dibombardir Oleh Israel. Gaza kembali dibombardir oleh Israel pagi ini, 9 Oktober 2025, hanya sehari setelah pengumuman kesepakatan damai fase pertama yang digaungkan Presiden AS Donald Trump. Serangan udara intensif di wilayah utara Gaza, termasuk Jabalia dan Beit Lahia, tewaskan setidaknya 12 warga sipil dan lukai 45 lainnya, menurut laporan awal dari Kementerian Kesehatan Gaza. Ini jadi pukulan telak bagi harapan jeda tempur yang dijanjikan kesepakatan, di mana Hamas setuju lepas 50 sandera hidup dan 20 jenazah tukar 150 tahanan Palestina, plus hentikan serangan Israel selama 60 hari. Euforia warga Gaza kemarin, yang memadati jalan dengan bendera Palestina, kini berganti kekacauan—sirene peringatan meraung, dan keluarga berlarian cari tempat aman di tengah puing. Di balik pengumuman Trump via Truth Social yang sebut “semua sandera bebas segera”, realita lapangan tunjukkan damai rapuh—artikel ini kupas serangan terbaru, konteks kesepakatan, dan dampaknya bagi rakyat Gaza. BERITA TERKINI

Serangan Terbaru: Ledakan di Utara Gaza yang Langgar Janji: Gaza Kembali Dibombardir Oleh Israel

Serangan pagi ini dimulai pukul 06:15 waktu setempat dengan tiga serangan udara di kamp pengungsi Jabalia, hancurkan dua rumah dan sekolah sementara yang jadi tempat tinggal 500 pengungsi. IDF konfirmasi target “infrastruktur Hamas”, tapi saksi mata seperti Ahmed Al-Tamimi cerita ke Reuters: “Bom jatuh di pasar pagi—bukan militer, tapi warga belanja roti.” Setidaknya 12 tewas, termasuk tiga anak, dan 45 lukai dibawa ke Rumah Sakit Kamal Adwan yang overload.

Ini langgar semangat kesepakatan fase pertama yang Trump umumkan 8 Oktober: Israel janji tarik pasukan dari 80 persen Gaza dan hentikan bom selama jeda 60 hari, mulai Sabtu pagi. Netanyahu bilang via video: “Ini demi keamanan kami,” tapi juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri sebut ke Al Jazeera: “Bom ini bukti Israel tak serius—kami siap balas.” Serangan ini lanjutkan pola: Sejak Oktober 2023, lebih dari 41 ribu tewas di Gaza, dan meski kesepakatan janji bantuan kemanusiaan penuh, ledakan hari ini hancurkan harapan itu. PHIVOLCS? Tunggu, bukan—di Gaza, PBB catat 735 serangan ke fasilitas kesehatan sejak 2023, dan ini tambah beban.

Konteks Kesepakatan: Harapan Rapuh di Tengah Eskalasi: Gaza Kembali Dibombardir Oleh Israel

Kesepakatan fase pertama ini, yang Trump klaim “terobosan pribadinya”, lahir dari negosiasi Qatar-AS-Israel yang intens sejak September. Poin utama: Hamas lepas sandera dalam 48 jam, Israel buka koridor Rafah untuk bantuan, dan fase dua negosiasi status permanen. Trump tweet: “Israel tarik pasukan, Gaza bebas bom—ini awal damai abadi.” Tapi eskalasi pagi ini soroti rapuhnya: Serangan ini datang setelah Hamas serahkan daftar sandera, dan Israel tuduh “provokasi”.

Konteks lebih luas: Perang dua tahun tewaskan 1.200 Israel pada 7 Oktober 2023, tapi Gaza bayar mahal—1,9 juta mengungsi, 80 persen rumah hancur. Kesepakatan janji rekonstruksi $50 miliar, tapi bom hari ini langgar semangatnya, picu protes di Tepi Barat di mana ribuan nyanyi “Biladi Biladi”. Netanyahu hadapi tekanan internal dari sayap kanan seperti Ben-Gvir yang sebut “penyerahan”, sementara Hamas ancam boikot jika serangan lanjut. Trump janji mediasi, tapi pengamat seperti Aaron David Miller bilang: “Fase satu mudah, fase dua soal Yerusalem—ini ranjau.”

Dampak Manusiawi: Trauma dan Bantuan yang Tertunda

Serangan pagi ini tambah trauma warga Gaza yang sudah menderita: Di Jabalia, keluarga seperti Fatima Al-Masri kehilangan anak di reruntuhan, cerita ke AP: “Kami pikir damai datang, tapi bom lagi—anak saya takut tidur.” Rumah Sakit Shifa overload, dengan 70 persen pasien anak, dan PBB sebut 735 serangan ke fasilitas kesehatan sejak 2023. Bantuan makanan dan obat tertunda karena koridor Rafah ditutup sementara, bikin 2 juta orang kekurangan kalori harian.

Dampak jangka panjang: Anak Gaza trauma PTSD naik 60 persen, menurut UNICEF, dan ekonomi hancur—GDP Gaza turun 80 persen. Kesepakatan janji $50 miliar rekonstruksi, tapi bom ini hancurkan kepercayaan. Di Ramallah, demo tuntut jaminan fase dua, takut Israel mundur seperti 2014. Warga Gaza seperti Omar di Deir al-Balah bilang: “Kami rayakan kemarin, tapi hari ini puing lagi—damai ini kertas kosong.” Manusiawi, ini pilu—41 ribu tewas, dan serangan ini tambah luka yang sulit sembuh.

Kesimpulan

Gaza dibom lagi oleh Israel pagi ini langgar semangat kesepakatan damai fase pertama yang Trump umumkan, tewaskan 12 dan lukai 45 di utara—dari detail serangan yang hancurkan harapan hingga konteks eskalasi yang rapuh, plus dampak trauma yang mendalam, ini pengingat konflik dua tahun tak mudah reda. Warga Palestina yang rayakan kemarin kini hadapi realita pahit, tapi kesepakatan tetap titik terang jika fase lanjut jalan. Trump, Netanyahu, dan Hamas harus komit—damai tak cuma kertas, tapi aksi. Bagi Gaza, bom pagi ini bukan akhir, tapi panggilan dunia: Hentikan sekarang, atau luka ini abadi.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *