Gaza Dilanda Kelaparan Tapi Hanya 73 Truk Bantuan yang Masuk

gaza-dilanda-kelaparan-tapi-hanya-73-truk-bantuan-yang-masuk

Gaza Dilanda Kelaparan Tapi Hanya 73 Truk Bantuan yang Masuk. Krisis kemanusiaan di Gaza semakin memburuk dengan melonjaknya kasus kelaparan di tengah konflik yang berkepanjangan. Pada 27 Juli 2025, hanya 73 truk bantuan yang berhasil masuk melalui jalur Rafah, sebuah jumlah yang sangat kecil dibandingkan kebutuhan penduduk Gaza yang mencapai lebih dari dua juta jiwa. Padahal, sebelum konflik, sekitar 500 truk bantuan masuk setiap hari untuk memenuhi kebutuhan dasar. Krisis ini memicu keprihatinan global, dengan banyak pihak menyerukan akses bantuan yang lebih besar. Artikel ini akan membahas penyebab minimnya truk bantuan, tingkat kelaparan di Gaza, dan dampaknya terhadap penduduk. BERITA LAINNYA

Kenapa Gaza Hanya Mendapatkan Kiriman Truk Sedikit Itu?
Jumlah truk bantuan yang masuk ke Gaza sangat terbatas karena berbagai hambatan. Blokade ketat yang diberlakukan sejak Oktober 2023 telah membatasi akses masuk bantuan melalui perbatasan utama seperti Rafah dan Kerem Shalom. Meski otoritas setempat mengklaim telah melonggarkan pembatasan dengan kebijakan “jeda kemanusiaan” selama 10 jam sehari, realitanya, banyak truk terhambat oleh pemeriksaan keamanan yang ketat dan birokrasi yang rumit. Dari 130 truk yang dikirim dari Mesir pada 27 Juli, 73 di antaranya dilaporkan diloot di dekat Morag Axis, sebuah wilayah yang dikendalikan militer. Selain itu, ketidakamanan di dalam Gaza, termasuk penjarahan oleh kelompok bersenjata dan kerumunan warga yang putus asa, membuat distribusi bantuan semakin sulit. Minimnya bahan bakar dan kerusakan infrastruktur jalan juga memperparah situasi.

Apakah Sudah Banyak Orang di Gaza Yang Sudah Kelaparan?
Ya, kelaparan di Gaza telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Lebih dari 500.000 orang, atau sekitar seperempat populasi Gaza, kini menghadapi kondisi kelaparan ekstrem yang diklasifikasikan sebagai IPC Fase 5, atau kondisi menyerupai kelaparan. Sekitar sepertiga penduduk dilaporkan tidak makan selama berhari-hari, dengan banyak warga hanya mengandalkan air untuk bertahan hidup. Anak-anak dan perempuan hamil menjadi kelompok paling rentan, dengan laporan menunjukkan bahwa 320.000 anak di bawah usia lima tahun berisiko mengalami malnutrisi akut. Di Gaza City, tingkat malnutrisi anak meningkat empat kali lipat dalam dua bulan terakhir, menandakan krisis yang semakin parah. Kurangnya akses ke makanan segar seperti buah, sayur, dan daging membuat situasi semakin kritis.

Apakah Kelaparan di Gaza Ini Sudah Memakan Korban?
Sayangnya, kelaparan di Gaza telah merenggut nyawa. Hingga akhir Juli 2025, setidaknya 113 orang dilaporkan meninggal dunia akibat malnutrisi, dengan 81 di antaranya adalah anak-anak. Bulan Juli menjadi periode paling mematikan, dengan 63 kematian akibat kelaparan, termasuk 24 anak di bawah lima tahun. Banyak korban meninggal dalam kondisi tubuh yang sangat kurus, sering kali saat tiba di fasilitas kesehatan yang sudah kewalahan. Selain itu, lebih dari 1.000 warga dilaporkan tewas saat berusaha mencapai titik distribusi bantuan karena kekacauan atau serangan di lokasi tersebut. Krisis ini diperparah oleh rusaknya infrastruktur kesehatan, dengan hanya 17 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi sebagian.

Kesimpulan: Gaza Dilanda Kelaparan Tapi Hanya 73 Truk Bantuan yang Masuk
Krisis kelaparan di Gaza adalah bencana kemanusiaan yang tidak hanya disebabkan oleh konflik, tetapi juga oleh pembatasan akses bantuan yang sistematis. Dengan hanya 73 truk bantuan yang berhasil masuk pada 27 Juli, kebutuhan dasar penduduk jauh dari terpenuhi. Kondisi kelaparan yang meluas dan meningkatnya jumlah korban jiwa menunjukkan urgensi tindakan segera. Pembukaan semua jalur perbatasan untuk bantuan tanpa hambatan, bersama dengan gencatan senjata yang berkelanjutan, menjadi langkah krusial untuk menyelamatkan jutaan nyawa di Gaza.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *