Jalan Macet di Gatot Subroto Disebabkan Karena Hujan. Hujan deras yang mengguyur Jakarta sejak Jumat sore (12 Desember 2025) berubah jadi bencana lalu lintas di Jalan Gatot Subroto. Arus kendaraan mengular panjang hingga beberapa kilometer, terutama arah Cawang dan Slipi, setelah hujan reda menjelang petang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta laporkan genangan air di 10 titik, termasuk kawasan Kuningan dan Mampang, dengan ketinggian 20-40 cm yang bikin mobil dan motor mandek. Pengendara roda empat dan dua keluhkan waktu tempuh molor dua jam, di tengah jam pulang kantor yang padat. Gubernur DKI Pramono Anung instruksikan tim respons cepat, termasuk pompa air dan pengaturan lalu lintas darurat. Ini bukan kejadian pertama; tren macet pasca hujan di Gatot Subroto naik 25 persen sejak November, akibat drainase tersumbat dan volume kendaraan melonjak. Warga Jakpus dan Jaksel kini was-was, tapi BPBD yakin normal dalam 24 jam. INFO SLOT
Kronologi Hujan yang Bikin Macet: Jalan Macet di Gatot Subroto Disebabkan Karena Hujan
Hujan mulai deras pukul 16.00 WIB, dengan intensitas 50 mm/jam yang bikin drainase overload. Pukul 17.30, genangan pertama muncul di perempatan Mampang-Kuningan: air naik 30 cm, rendam empat lajur arah Slipi. Tak lama, arah Cawang ikut parah—antrean kendaraan mengular 3 km hingga Pancoran, bikin bus Transjakarta mandek. Saat hujan reda pukul 18.00, kemacetan justru menggila: pengendara buru-buru akselerasi, tapi jalan licin picu perlambatan. Pantauan TMC Polda Metro Jaya catat kecepatan rata-rata cuma 10 km/jam di layang Gatot Subroto. Satu insiden kecil: truk boks pecah ban di dekat Mapolda Metro Jaya, tambah kemacetan 30 menit. Pramono, via hotline 112, sebut “debit air tinggi pas jam sibuk, tapi tim sudah kerah 15 pompa.” Ini mirip Oktober lalu, tapi kali ini volume roda dua naik 40 persen, bikin situasi lebih kacau.
Dampak Kemacetan bagi Pengendara dan Warga: Jalan Macet di Gatot Subroto Disebabkan Karena Hujan
Macet ini ganggu ratusan ribu jiwa di Jaksel dan Jakpus. Di Kuningan, 500 pekerja kantor terjebak dua jam, bikin rapat virtual darurat dan ojol rugi Rp 50 ribu per trip. Warga Mampang Prapatan, seperti Bapak Andi (38), cerita: “Motor saya mati dua kali gara-gara air masuk knalpot, untung selamat.” Ekonomi kecil terpukul: pedagang kaki lima tutup dini, warung kopi sepi. Anak sekolah di sekitar libur ekstrakurikuler, sementara orang tua panik jemput anak di tengah hujan sisa. BPBD laporkan satu korban luka ringan akibat tergelincir, tapi tak ada jiwa melayang. Lalu lintas alternatif seperti Sudirman-Thamrin ikut padat, paksa warga pilih ojek online—tapi aplikasi overload, tunggu 45 menit. Solidaritas muncul: warga gotong royong angkut motor lewat genangan, bantu tetangga evakuasi barang.
Respons Pemerintah dan Pencegahan
Pemprov DKI gerak kilat: BPBD kerahkan 20 pompa air dan 100 personel sejak pukul 17.00, plus koordinasi Dinas Perhubungan untuk buka lajur darurat. Pramono instruksikan tambah posko bantuan di Kuningan, lengkap makanan siap saji dan obat flu untuk 1.000 orang. TMC Polda pasang portal CCTV mobile untuk pantau real-time, sambil sarankan rute alternatif via Fatmawati atau Kebayoran Lama. Pencegahan jangka panjang: normalisasi drainase Gatot Subroto dipercepat, dengan target selesai Februari 2026—kurangi penyumbatan sampah 30 persen. BMKG peringatkan hujan lebat lanjut hingga akhir pekan, jadi Dinas Lingkungan Hidup tambah pembersihan saluran. Pramono tekankan: “Kita tak tunggu musim hujan, tapi siaga sepanjang tahun dengan app laporan warga.” Ini langkah proaktif, cegah ulangan banjir besar seperti 2024.
Kesimpulan
Kemacetan Jalan Gatot Subroto akibat hujan deras Jumat sore jadi pengingat betapa rentannya Jakarta lawan cuaca ekstrem, tapi juga bukti respons cepat Pemprov yang bantu warga bertahan. Dari kronologi overload drainase hingga dampak sehari-hari, macet ini ganggu ribuan jiwa—tapi dengan pompa air, rute alternatif, dan rencana normalisasi, normal diprediksi Sabtu pagi. Pramono beri harapan: tak ada korban jiwa, dan pencegahan seperti pembersihan saluran siap hadapi akhir tahun. Warga Jaksel tunjukkan ketangguhan, dari gotong royong hingga adaptasi ojek. Ini bukan akhir musim hujan, tapi pelajaran berharga—pantau BMKG, dan Jakarta akan lancar lagi.
