Siswa SMP Dirampok Oleh Pelaku Tawuran di Seotta. Seorang siswa SMP berinisial RAF menjadi korban perampokan oleh sekelompok pelaku tawuran antarpelajar di kawasan Jalan Perimeter Utara sekitar Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) pada 17 Desember 2025. Korban yang sedang berboncengan dengan temannya hendak ke rumah nenek di Rawa Bokor justru terjebak di lokasi tawuran. Meski menolak diajak ikut, ia dihadang, ditendang hingga jatuh, diancam celurit, dan dirampas tas serta ponselnya. Polisi cepat tangkap satu pelaku berusia 18 tahun, beri harapan keadilan bagi korban dan keluarga. BERITA OLAHRAGA
Kronologi Kejadian: Siswa SMP Dirampok Oleh Pelaku Tawuran di Seotta
Peristiwa bermula saat korban bersama temannya AZK melintas di lokasi yang sedang jadi tempat kumpul tawuran. Mereka sempat bertemu teman korban yang diduga hendak ikut bentrok antarsekolah. RAF tegas tolak ajakan tawuran, tapi teman-temannya yang kalah jumlah langsung kabur tinggalkan dia sendirian. Tak lama, kelompok lawan dari sekolah lain datang dengan motor, pepep korban, tendang hingga jatuh, lalu ancam pakai celurit. Pelaku ambil tas dan ponsel korban sebelum kabur. Kejadian ini tunjukkan betapa bahayanya lokasi rawan tawuran bagi orang tak bersalah yang kebetulan lewat.
Penangkapan Pelaku dan Proses Hukum: Siswa SMP Dirampok Oleh Pelaku Tawuran di Seotta
Polisi dari Polres Bandara Soekarno-Hatta gerak cepat usai laporan korban. Mereka tangkap pelaku utama berinisial HN (18 tahun) tak lama setelah kejadian. Penangkapan ini jadi bukti responsif aparat dalam tangani kasus kekerasan jalanan. Saat ini, proses penyidikan berlanjut untuk buru pelaku lain yang ikut serta. Kasus ini klasifikasi sebagai pencurian dengan kekerasan, ancam pidana berat. Korban dan keluarga harap semua pelaku tangkap agar tak ada korban lain di masa depan.
Dampak dan Pencegahan Tawuran
Kejadian ini sorot lagi maraknya tawuran pelajar di pinggiran Jakarta, terutama sekitar bandara yang sering jadi rute lintas. Korban yang awalnya tak terlibat malah jadi sasaran empuk karena sendirian. Ini ingatkan orang tua dan sekolah untuk lebih awasi anak, hindari ajakan negatif, dan edukasi bahaya tawuran. Pemerintah daerah dan polisi perlu tingkatkan patroli di titik rawan, plus program pencegahan lewat sekolah dan komunitas. Tawuran bukan hanya rusak masa depan pelaku, tapi juga ancam keselamatan orang tak bersalah.
Kesimpulan
Perampokan terhadap siswa SMP oleh pelaku tawuran di sekitar Soetta jadi tragedi yang seharusnya tak terjadi. Korban yang hanya ingin ke rumah nenek malah alami trauma dan kehilangan barang karena ulah kelompok tak bertanggung jawab. Penangkapan satu pelaku beri harapan, tapi pencegahan lebih utama agar tawuran tak lagi jadi momok. Ini saatnya semua pihak bersatu: sekolah, keluarga, dan masyarakat, untuk lindungi generasi muda dari lingkaran kekerasan jalanan. Semoga kasus ini jadi pelajaran berharga akhir tahun ini.
