Hong Kong Akan Menyelidiki Kasus Kebakaran Apartemen

hong-kong-akan-menyelidiki-kasus-kebakaran-apartemen

Hong Kong Akan Menyelidiki Kasus Kebakaran Apartemen. Kebakaran dahsyat yang melanda kompleks apartemen Wang Fuk Court di Tai Po, Hong Kong, pada 26 November 2025, masih meninggalkan luka dalam bagi ribuan warga. Dengan korban jiwa mencapai 151 orang dan puluhan lainnya hilang, insiden ini jadi bencana terburuk di kota sejak 1996. Api yang bermula dari jaring pengaman scaffolding di lantai bawah cepat menyebar ke tujuh dari delapan gedung, tinggalkan reruntuhan hitam pekat. Pemerintah Hong Kong, di bawah Kepala Eksekutif John Lee, langsung umumkan investigasi mendalam: komite independen dipimpin hakim untuk gali akar penyebab, plus tim tugas gabungan polisi, pemadam kebakaran, dan departemen bangunan. Ini tak cuma soal api, tapi juga soal kelalaian renovasi yang picu tragedi—dan janji reformasi sistematis agar tak terulang. INFO CASINO

Kronologi Kebakaran dan Korban: Hong Kong Akan Menyelidiki Kasus Kebakaran Apartemen

Api menyala sekitar pukul 15.00 waktu setempat, berawal dari jaring pengaman di scaffolding lantai bawah salah satu gedung. Dalam hitungan menit, kobaran mencapai suhu 500 derajat Celsius, fanned oleh angin kencang, dan segera lalap polystyrene di jendela serta kanvas pelindung. Kompleks berusia 40 tahun itu, rumah bagi 4.800 jiwa, terbungkus scaffolding penuh untuk renovasi eksterior—bahan mudah terbakar yang percepat penyebaran. Lebih dari 2.300 pemadam dikerahkan selama 43 jam, tapi banyak warga terjebak di lantai atas, tak bisa evakuasi karena lift mati dan tangga darurat penuh asap. Hingga 1 Desember, 151 mayat ditemukan—beberapa hangus tak dikenali—plus 79 luka-luka. Satu pemadam tewas, 12 lainnya cedera. Operasi pencarian selesai di empat gedung, tapi di tiga lainnya masih berlangsung, dengan drone thermal dari Guangdong bantu identifikasi.

Temuan Awal Investigasi dan Penangkapan: Hong Kong Akan Menyelidiki Kasus Kebakaran Apartemen

Investigasi segera ungkap kelalaian serius. Tim gabungan temukan jaring pengaman dan kanvas tak sesuai standar tahan api, plus polystyrene di jendela lift yang mudah meleleh. Alarm kebakaran di delapan gedung tak berfungsi optimal, dan renovasi yang berlangsung sejak Juni 2024 ganti ubin asli dengan keramik murah tanpa uji keselamatan. Polisi bentuk task force kriminal pada 27 November, tangkap tiga pria dari perusahaan konstruksi Prestige Engineering atas tuduhan pembunuhan ceroboh—dua direktur dan satu konsultan. Hingga 1 Desember, total 14 orang ditahan, termasuk dua direktur Will Power Architects atas dugaan korupsi. Independent Commission Against Corruption (ICAC) geledah kantor mereka, sita dokumen renovasi. John Lee sebut penyebaran api “tidak biasa” dan janji komite independen dipimpin hakim untuk gali kronologi lengkap, termasuk inspeksi buruk seminggu sebelum kebakaran.

Respons Pemerintah dan Bantuan Korban

John Lee, yang sebut ini “bencana besar”, langsung alokasikan dana darurat HK$300 juta (sekitar US$38 juta) untuk korban—setiap keluarga dapat HK$10.000 awal. Lebih dari 1.000 unit apartemen digeledah paksa untuk cari penyintas, sementara mal belanja lokal jadi tempat pengungsian. Sekolah tutup enam hari karena kemacetan, dan jalan raya Tai Po ditutup sementara. Xi Jinping kirim belasungkwa, sementara Kantor Keamanan Nasional Beijing ingatkan jangan manfaatkan tragedi untuk “provokasi anti-China”. Departemen Tenaga Kerja janji audit ulang semua proyek renovasi, fokus netting dan bahan flammable. Warga Tai Po, banyak yang kehilangan anggota keluarga, pasang bunga di monumen sementara—suara mereka tuntut transparansi agar investigasi tak berujung layu seperti kasus sebelumnya.

Kesimpulan

Investigasi kebakaran Wang Fuk Court jadi panggilan darurat bagi Hong Kong untuk perbaiki standar keselamatan bangunan, di mana kelalaian renovasi tewaskan 151 jiwa dan tinggalkan trauma massal. Dari penangkapan 14 tersangka hingga komite independen, pemerintah tunjukkan langkah cepat, tapi tantangan besar: reformasi sistematis agar scaffolding dan bahan murah tak lagi ancam nyawa. Bagi warga Tai Po, ini bukan akhir—tapi awal tuntutan keadilan yang lebih dalam. Dengan bencana seperti ini, Hong Kong harus belajar: keselamatan bukan opsi, tapi prioritas utama di kota padat yang terus berkembang.

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *