By admin 
Donald Trump Menyambut Putra Mahkota Saudi. Gedung Putih kembali ramai dengan tamu penting hari ini, 18 November 2025. Presiden Donald Trump menyambut Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman dengan upacara penuh protokol di South Lawn, lengkap dengan karpet merah dan jamuan makan malam mewah. Ini jadi kunjungan pertama sang putra mahkota ke Washington sejak tujuh tahun lalu, pasca-insiden yang sempat bikin hubungan kedua negara dingin. Trump sendiri bilang ini “lebih dari sekadar pertemuan”, dengan agenda padat mulai dari penjualan jet tempur canggih hingga kesepakatan investasi raksasa. Kunjungan balasan ini lanjutan dari perjalanan Trump ke Riyadh Mei lalu, yang hasilkan janji investasi 600 miliar dolar dari Saudi ke Amerika. INFO SLOT
Agenda Pertemuan yang Padat: Donald Trump Menyambut Putra Mahkota Saudi
Pertemuan dimulai pagi dengan sambutan resmi, dilanjutkan diskusi di Oval Office dan makan siang di Cabinet Room. Yang paling disorot adalah rencana penjualan jet tempur F-35 ke Saudi, yang Trump umumkan kemarin sebagai langkah ubah keseimbangan militer Timur Tengah. Selain itu, ada pembahasan kesepakatan pertahanan bilateral—janji Amerika lindungi Saudi jika diserang, tanpa perlu ratifikasi senat. Putra mahkota juga dorong kerjasama di bidang nuklir sipil dan teknologi kecerdasan buatan, bagian dari visi diversifikasi ekonomi kerajaan dari minyak.
Trump tekankan manfaat ekonomi: ribuan lapangan kerja di Amerika dari investasi Saudi yang sudah dijanjikan sejak Mei. Mereka berdua sering telepon mingguan, tunjukkan chemistry pribadi yang kuat. Kunjungan ini juga jadi ajang tanda tangan kesepakatan komersial baru, termasuk forum bisnis besok yang libatkan puluhan pimpinan perusahaan besar.
Latar Belakang Hubungan yang Hangat Kembali: Donald Trump Menyambut Putra Mahkota Saudi
Hubungan Trump dengan putra mahkota memang spesial sejak masa jabatan pertama. Meski sempat ada kontroversi besar tahun 2018, Trump selalu pilih pendekatan transaksional: prioritas keamanan dan ekonomi daripada isu hak asasi. Kunjungan Mei ke Riyadh jadi bukti—Trump disambut megah, hasilkan paket investasi dan senjata senilai ratusan miliar dolar. Kini, giliran Washington balas dengan sambutan serupa, termasuk makan malam di East Room yang dirancang khusus.
Saudi lihat Amerika sebagai mitra kunci untuk jamin keamanan lawan ancaman regional, sementara Trump butuh dukungan Riyadh untuk stabilkan harga minyak dan dorong perdamaian lebih luas. Meski ada tekanan dari sebagian pendukung Trump yang lebih fokus urusan dalam negeri, presiden tetap gaspol perkuat aliansi ini.
Implikasi Regional dan Tantangan ke Depan
Kunjungan ini punya dampak besar buat Timur Tengah. Trump dorong Saudi gabung perluasan kesepakatan normalisasi dengan Israel, meski Riyadh bilang belum saatnya karena situasi Gaza masih rapuh pasca-gencatan senjata. Saudi ingin jaminan kuat soal Palestina sebelum langkah itu. Di sisi lain, kesepakatan pertahanan dan senjata bisa ubah dinamika kekuatan, terutama lawan Iran yang sedang lemah.
Bagi Saudi, ini kesempatan tunjukkan posisi global lebih kuat—dari broker perdamaian hingga pemain utama di teknologi baru. Sementara Amerika dapat tambahan investasi yang bantu ekonomi domestik. Tapi kritik tetap ada: beberapa pihak khawatir terlalu abaikan isu masa lalu demi deal bisnis.
Kesimpulan
Pertemuan Trump dengan Putra Mahkota Mohammed bin Salman hari ini jadi penegasan kembali aliansi kuat Amerika-Serikat Saudi di era baru. Dari jet tempur hingga investasi miliaran dolar, hasilnya bisa bentuk ulang keamanan dan ekonomi Timur Tengah. Meski ada catatan sejarah, pendekatan pragmatis kedua pemimpin buat hubungan ini makin erat. Kunjungan ini bukan akhir, tapi awal dari serangkaian kesepakatan yang janjikan stabilitas lebih baik—asal semua pihak patuhi komitmen. Yang jelas, “lebih dari pertemuan” seperti kata Trump, ini langkah besar menuju kerjasama jangka panjang.