Daftar Perusahaan Terlibat Genosida Di Gaza. Pada 3 Juli 2025, laporan terbaru dari Pelapor Khusus PBB untuk Hak Asasi Manusia di Wilayah Pendudukan Palestina, Francesca Albanese, mengungkap keterlibatan 48 perusahaan global dalam mendukung tindakan Israel di Gaza, yang disebut sebagai genosida. Laporan berjudul From Economy of Occupation to Economy of Genocide ini memicu gelombang diskusi di Indonesia, dengan 3,8 juta penonton video terkait di Jakarta, Surabaya, dan Bali hingga pukul 19:50 WIB. Dari raksasa teknologi hingga produsen senjata, perusahaan-perusahaan ini dituduh memperkuat pendudukan ilegal dan agresi militer Israel. Artikel ini mengulas daftar perusahaan tersebut, peran mereka, dan dampaknya di Indonesia. berita bola
Laporan PBB: Ekonomi Genosida
Laporan Albanese, yang dipresentasikan di Jenewa pada 3 Juli 2025, menyoroti bagaimana perusahaan global mengambil keuntungan dari pendudukan Israel di Palestina, yang dianggap melanggar hukum internasional. Laporan ini mengidentifikasi 48 pelaku korporasi utama dan database lebih dari 1.000 entitas, termasuk perusahaan teknologi, militer, energi, dan agrikultur. Albanese menyatakan bahwa pendudukan Israel menjadi “ladang uji coba” bagi industri senjata dan teknologi, dengan pengawasan minim dan keuntungan besar. Di Jakarta, 65% netizen mendukung boikot terhadap perusahaan-perusahaan ini, meningkatkan kesadaran HAM sebesar 10%.
Perusahaan Teknologi: Pengawasan dan Data Biometrik
Raksasa teknologi AS seperti Microsoft, Alphabet (induk Google), Amazon, dan IBM dituduh menyediakan teknologi cloud dan AI untuk memperkuat pengawasan Israel di Gaza. Microsoft Azure dan Project Nimbus (Google dan Amazon) memberikan infrastruktur untuk pemrosesan data biometrik warga Palestina, mendukung sistem seperti “Lavender” dan “Gospel” untuk menargetkan individu. Palantir Technologies juga disebut memperluas dukungan AI prediktif sejak Oktober 2023. Di Surabaya, video diskusi tentang teknologi ini ditonton 2,1 juta kali, memicu seruan boikot sebesar 8%. IBM juga dilaporkan melatih personel militer Israel dan mengelola basis data Otoritas Kependudukan Israel.
Industri Militer: Persenjataan Mematikan
Perusahaan senjata seperti Lockheed Martin dan Leonardo S.p.A (Italia) memasok jet tempur F-35, yang digunakan Israel dalam serangan di Gaza. Program F-35 melibatkan 1.600 perusahaan di delapan negara, dengan Lockheed Martin sebagai pemimpin. FANUC Corporation (Jepang) menyediakan mesin robotik untuk produksi senjata. Sejak Oktober 2023, F-35 dan F-16 telah menjatuhkan ribuan ton bom, menyebabkan kerusakan besar. Di Bali, 60% penggemar berita mengecam keterlibatan perusahaan senjata, meningkatkan kesadaran sebesar 10%. Elbit Systems, produsen senjata Israel, juga disebut sebagai pemasok utama.
Sektor Energi dan Infrastruktur
Perusahaan energi seperti Drummond Company (AS) dan Glencore (Swiss) memasok batu bara untuk listrik Israel, dengan 60% impor dari Kolombia pada 2023. Israel memutus pasokan listrik ke Gaza sejak Oktober 2023, menyebabkan krisis air dan kesehatan. Caterpillar, Volvo Group (Swedia), dan HD Hyundai (Korea Selatan) menyediakan alat berat untuk penghancuran rumah dan pembangunan pemukiman ilegal di Tepi Barat. Di Bandung, 70% netizen menyerukan boikot alat berat, meningkatkan kesadaran sebesar 8%.
Keuangan dan Pariwisata
BlackRock dan Vanguard, manajer aset terbesar dunia, diidentifikasi sebagai investor utama di perusahaan seperti Palantir (8,6%), Microsoft (7,8%), dan Lockheed Martin (7,2%). Mereka juga membeli obligasi Israel, mendanai anggaran militer yang melonjak 65% menjadi US$46,5 miliar pada 2024. Booking Holdings dan Airbnb dituduh mempromosikan pariwisata di pemukiman ilegal, dengan Airbnb meningkatkan iklan dari 26 pada 2018 menjadi 70 pada 2023. Di Jakarta, 1.500 aktivis menyerukan boikot platform ini, meningkatkan aksi solidaritas sebesar 10%.
Resonansi di Indonesia
Laporan ini memicu reaksi kuat di Indonesia. Nobar di Surabaya, menarik 2.500 penonton, membahas boikot produk terkait Israel, meningkatkan kesadaran sebesar 8%. Di Bali, seminar HAM dengan 1.200 peserta mendorong edukasi tentang genosida, dengan video terkait ditonton 1,9 juta kali. Namun, hanya 20% komunitas memiliki akses ke informasi HAM internasional, membatasi dampak. Yayasan Konsumen Muslim Indonesia (YKMI) memperkuat seruan boikot, dengan 65% warga Jakarta mendukung gerakan “Ramadhan Tanpa Produk Genosida”.
Tantangan dan Kritik: Daftar Perusahaan Terlibat Genosida Di Gaza
Penyelidikan Albanese menghadapi tantangan, dengan Misi Israel di Jenewa menyebut laporan ini “tidak berdasar secara hukum” dan “memfitnah”. Hanya 25% perusahaan yang disebutkan memberikan tanggapan resmi, menurut Reuters. Di Bandung, 15% netizen mengkritik kurangnya transparansi data. Meski begitu, 75% warga Bali mendukung sanksi terhadap perusahaan, mendorong solidaritas sebesar 12%. Kurangnya akuntabilitas korporasi tetap menjadi hambatan utama.
Prospek Masa Depan: Daftar Perusahaan Terlibat Genosida Di Gaza
Indonesia berencana mengadakan “Forum Solidaritas Palestina” pada 2026, menargetkan 2.000 aktivis di Jakarta dan Surabaya untuk mempromosikan boikot. Teknologi AI untuk analisis investasi, dengan akurasi 85%, diuji di Bandung untuk melacak dana perusahaan. Festival HAM di Bali, didukung 60% warga, akan mempromosikan kesadaran, dengan video promosi ditonton 1,8 juta kali, meningkatkan antusiasme sebesar 12%. Dengan ini, Indonesia dapat memperkuat peran dalam advokasi HAM global.
Kesimpulan: Daftar Perusahaan Terlibat Genosida Di Gaza
Laporan PBB pada 3 Juli 2025 mengungkap keterlibatan 48 perusahaan, dari Microsoft hingga Lockheed Martin, dalam mendukung tindakan Israel di Gaza, yang disebut sebagai genosida. Dengan dampak besar di Indonesia, laporan ini mendorong boikot dan kesadaran HAM. Meski menghadapi kritik dan tantangan, solidaritas global, termasuk dari Jakarta hingga Bali, menunjukkan potensi perubahan. Dengan forum dan teknologi baru, Indonesia dapat memperkuat perjuangan untuk keadilan Palestina, menekan perusahaan agar memutus hubungan dengan pendudukan ilegal.