Cerita Eksperimen Rahasia CIA yang Buat Gugatan di Kanada. Kasus MK Ultra kembali mencuat di Kanada pada November 2025. Empat keluarga korban mengajukan gugatan class action terhadap pemerintah federal, pemerintah Quebec, dan sebuah institut kesehatan di Montreal. Mereka menuntut kompensasi atas eksperimen cuci otak yang didanai CIA pada 1950-an hingga 1960-an. Gugatan ini menyoroti salah satu babak tergelap sejarah intelijen Amerika yang dilakukan di tanah Kanada, dan kini korban serta keturunannya menuntut keadilan setelah puluhan tahun diam. BERITA BOLA
Proyek MK Ultra di Montreal: Cerita Eksperimen Rahasia CIA yang Buat Gugatan di Kanada
Eksperimen ini dipimpin psikiater Skotlandia, Dr. Ewen Cameron, di Institut Allan Memorial Montreal. Dengan dana rahasia dari CIA, Cameron terapkan teknik “depatterning” dan “psychic driving” pada ratusan pasien yang awalnya datang untuk masalah ringan seperti kecemasan atau depresi postpartum. Pasien diberi obat LSD, paralitik, dan elektrosyok berulang hingga puluhan kali, sambil dipaksa dengar rekaman suara berulang selama berhari-hari. Tujuannya: hapus ingatan lama dan bangun kepribadian baru, yang diharapkan bisa dipakai CIA untuk interogasi atau kontrol pikiran. Banyak pasien keluar dengan kerusakan permanen, lupa identitas sendiri, bahkan tak kenal anak kandung.
Penderitaan Korban yang Berlarut-larut: Cerita Eksperimen Rahasia CIA yang Buat Gugatan di Kanada
Para korban, kebanyakan perempuan dari keluarga kelas menengah, tak pernah tahu mereka jadi kelinci percobaan. Setelah keluar rumah sakit, banyak yang mengalami inkontinensia, amnesia berat, dan gangguan jiwa seumur hidup. Anak-anak mereka tumbuh dengan ibu yang tak lagi sama, hubungan keluarga hancur, dan trauma turun temurun. Meski program berhenti tahun 1964 dan terbongkar publik 1970-an, pemerintah Kanada baru minta maaf resmi tahun 2019. Kompensasi sebelumnya hanya diberikan terbatas pada 77 korban yang mengajukan individu, itupun nilai kecil dan proses rumit.
Gugatan Baru dan Tuntutan Keadilan
Gugatan class action kali ini diajukan atas nama ratusan korban yang masih hidup dan keturunan mereka. Pengacara menilai pemerintah Kanada tahu atau seharusnya tahu aktivitas ilegal itu terjadi di fasilitas publik, tapi memilih tutup mata karena alasan diplomasi dengan Amerika. Tuntutan mencakup ganti rugi finansial, biaya terapi seumur hidup, dan pengakuan resmi atas pelanggaran hak asasi. Kasus ini bisa jadi yang terakhir karena usia korban sudah lanjut, tapi juga peluang besar untuk buka semua dokumen rahasia yang masih disegel hingga kini.
Kesimpulan
Eksperimen MK Ultra di Kanada bukan sekadar cerita masa lalu, tapi luka yang masih berdarah hingga 2025. Gugatan baru ini jadi kesempatan terakhir bagi korban dan keluarga untuk dapat keadilan yang selama puluhan tahun ditolak. Kasus ini ingatkan kita bahwa pelanggaran hak asasi tak punya batas waktu, dan negara bertanggung jawab atas apa yang terjadi di wilayahnya, meski pelaku utamanya dari luar. Semoga pengadilan kali ini beri akhir yang layak bagi para penyintas yang sudah terlalu lama menunggu pengakuan dan permintaan maaf tulus.
