AS Merestui Untuk Menjual Senjata ke Taiwan. Amerika Serikat baru saja menyetujui paket penjualan senjata terbesar sepanjang sejarah ke Taiwan, senilai sekitar 11,1 miliar dolar AS, pada 17 Desember 2025. Paket ini mencakup berbagai peralatan militer canggih untuk memperkuat kemampuan pertahanan pulau tersebut di tengah tekanan militer yang terus meningkat dari China. Pengumuman ini datang di masa pemerintahan Donald Trump periode kedua, menegaskan komitmen Washington untuk membantu Taiwan menjaga kemampuan pertahanan diri yang kredibel. Langkah ini langsung memicu reaksi keras dari Beijing, yang melihatnya sebagai campur tangan dalam urusan dalam negeri mereka. TIPS MASAK
Isi Paket Penjualan Senjata: AS Merestui Untuk Menjual Senjata ke Taiwan
Paket ini terdiri dari delapan item utama, termasuk sistem roket artileri mobilitas tinggi, howitzer self-propelled, rudal anti-tank, drone amunisi jelajah, serta suku cadang untuk peralatan lainnya. Fokus utama adalah pada senjata yang mendukung strategi perang asimetris, yaitu penggunaan peralatan mobile, presisi tinggi, dan relatif murah untuk menghadapi ancaman lebih besar. Penjualan ini masih dalam tahap notifikasi ke Kongres AS, di mana legislator memiliki waktu 30 hari untuk menyetujui atau memodifikasi. Taiwan menyambut baik keputusan ini, karena akan membantu modernisasi angkatan bersenjata mereka dan membangun daya tangkal yang lebih kuat, terutama dengan anggaran pertahanan tambahan yang sedang direncanakan.
Reaksi dari China: AS Merestui Untuk Menjual Senjata ke Taiwan
Beijing langsung menyatakan penolakan keras terhadap penjualan ini, menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap prinsip Satu China dan komunike bersama AS-China. Mereka menilai langkah ini merusak kedaulatan serta stabilitas di Selat Taiwan, sekaligus mengirim sinyal salah kepada kelompok separatis di pulau itu. China menuntut AS segera menghentikan semua bentuk kontak militer dengan Taiwan, termasuk penjualan senjata. Meski hubungan AS-China sempat membaik di bidang ekonomi, isu Taiwan tetap menjadi titik gesekan utama. Tekanan militer China terhadap Taiwan terus berlanjut melalui latihan rutin dan intrusi ke wilayah udara serta laut sekitar pulau.
Implikasi bagi Keamanan Regional
Penjualan senjata ini memperkuat posisi Taiwan dalam menghadapi ancaman potensial, sejalan dengan kewajiban AS berdasarkan undang-undang hubungan dengan Taiwan. Di sisi lain, ini berpotensi meningkatkan ketegangan di Indo-Pasifik, di mana keseimbangan militer menjadi semakin sensitif. Taiwan sendiri sedang mendorong reformasi pertahanan masyarakat luas dan peningkatan anggaran untuk memperkuat ketahanan. Langkah AS ini juga menunjukkan dukungan bipartisan di Kongres, yang cenderung mendukung Taiwan meski ada upaya diplomasi dengan China. Secara keseluruhan, ini menjadi sinyal bahwa Washington tetap prioritas pada stabilitas regional melalui pencegahan, bukan konfrontasi langsung.
Kesimpulan
Persetujuan penjualan senjata senilai 11,1 miliar dolar AS ke Taiwan menandai komitmen kuat Amerika Serikat dalam mendukung pertahanan pulau tersebut, sekaligus menjadi paket terbesar yang pernah ada. Meski memicu kemarahan China dan berisiko memperburuk ketegangan, langkah ini diharapkan memperkuat daya tangkal Taiwan serta menjaga keseimbangan di Selat Taiwan. Ke depan, proses di Kongres dan respons diplomatik akan menentukan bagaimana implementasinya berjalan. Pada akhirnya, isu ini mengingatkan bahwa perdamaian regional bergantung pada dialog yang hati-hati di tengah perbedaan mendasar antara pihak-pihak terkait.
