Siapa Yang Akan Membantu Israel Dalam Perang? Pada 17 Juni 2025, ketegangan di Timur Tengah mencapai puncak setelah serangan udara Israel terhadap Iran pada 13 Juni dalam operasi “Rising Lion,” yang menargetkan fasilitas nuklir dan pangkalan militer. Iran membalas dengan serangan rudal dan drone, memicu kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas. Di Indonesia, yang menjaga posisi non-blok, pertanyaan tentang siapa yang akan mendukung Israel dalam konflik ini menjadi perhatian, mengingat dampaknya terhadap stabilitas global. Israel, sebagai kekuatan militer utama di kawasan, memiliki sekutu strategis yang kemungkinan akan memberikan bantuan, baik militer, intelijen, maupun diplomatik. Artikel ini akan mengupas negara dan aktor yang mungkin membantu Israel, faktor yang mendorong dukungan mereka, dan implikasinya terhadap dinamika geopolitik. BERITA BOLA
Amerika Serikat: Sekutu Utama Israel
Amerika Serikat adalah sekutu terdekat Israel, dengan hubungan yang diperkuat oleh bantuan militer tahunan senilai miliaran dolar dan kerja sama intelijen. Meskipun AS menyangkal keterlibatan langsung dalam serangan 13 Juni, kehadiran militer AS di kawasan, seperti kapal perang di Teluk Persia, menunjukkan dukungan taktis. “Kami akan memastikan sekutu kami dapat membela diri,” kata seorang pejabat Pentagon. AS kemungkinan akan memberikan bantuan berupa senjata, sistem pertahanan rudal seperti THAAD, dan intelijen satelit untuk melacak pergerakan militer Iran. Dukungan ini didorong oleh kepentingan AS untuk menahan pengaruh Iran dan menjaga stabilitas sekutu di Timur Tengah, meskipun keterlibatan langsung dapat memicu konfrontasi dengan Rusia atau China.
Inggris dan Negara Eropa Barat
Inggris, sebagai sekutu dekat AS dan Israel, juga cenderung memberikan dukungan, terutama dalam bentuk intelijen dan dukungan diplomatik. Inggris memiliki sejarah kerja sama militer dengan Israel, termasuk dalam operasi siber dan pengawasan. “Kami berkomitmen untuk keamanan sekutu kami di kawasan,” ujar seorang diplomat Inggris. Negara Eropa Barat lain, seperti Jerman dan Prancis, mungkin memberikan dukungan terbatas, seperti sanksi ekonomi terhadap Iran atau bantuan logistik. Namun, Eropa cenderung berhati-hati karena ketergantungan pada minyak Timur Tengah dan keinginan untuk menghindari eskalasi. Dukungan mereka lebih bersifat simbolis, fokus pada menjaga keseimbangan diplomatik.
Sekutu Regional: Arab Saudi dan UEA
Di kawasan Timur Tengah, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab (UEA) kemungkinan akan mendukung Israel secara diam-diam karena ancaman bersama dari Iran. Perjanjian Abraham 2020 telah menormalkan hubungan Israel dengan UEA, membuka kerja sama militer dan intelijen. “Kami memiliki musuh yang sama, dan itu menyatukan kami,” kata seorang pejabat UEA. Arab Saudi, meskipun belum memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Israel, telah menunjukkan kesediaan untuk berkoordinasi melawan Iran, seperti dalam berbagi data intelijen. Dukungan ini mungkin termasuk izin penggunaan wilayah udara atau pangkalan untuk operasi Israel, meskipun dilakukan secara rahasia untuk menghindari reaksi publik di dunia Arab.
Peran Intelijen dan Kontraktor Militer Swasta: Siapa Yang Akan Membantu Israel Dalam Perang?
Selain negara, Israel juga mendapat bantuan dari jaringan intelijen global dan kontraktor militer swasta. Badan intelijen seperti Mossad bekerja sama dengan CIA dan MI6 untuk melacak target strategis di Iran, seperti ilmuwan nuklir atau komandan militer. “Intelijen adalah senjata utama dalam konflik modern,” kata seorang analis keamanan. Kontraktor militer swasta, yang sering dipekerjakan oleh sekutu Israel, dapat menyediakan teknologi drone atau pelatihan. Dukungan ini memungkinkan Israel untuk memperluas kemampuan militernya tanpa melibatkan pasukan sekutu secara langsung, mengurangi risiko eskalasi politik.
Batasan dan Risiko Dukungan: Siapa Yang Akan Membantu Israel Dalam Perang?
Meskipun Israel memiliki sekutu kuat, dukungan mereka tidak tanpa batas. AS dan Eropa menghadapi tekanan domestik untuk menghindari perang, terutama setelah pengalaman di Irak dan Afghanistan. “Kami mendukung Israel, tapi tidak ingin terjebak dalam konflik baru,” ujar seorang senator AS. Sekutu regional seperti Arab Saudi juga harus berhati-hati agar tidak memprovokasi Iran atau memicu protes internal. Selain itu, dukungan untuk Israel dapat memperburuk hubungan dengan Rusia dan China, yang cenderung mendukung Iran. Risiko ini membuat bantuan sekutu lebih cenderung bersifat tidak langsung, seperti intelijen atau logistik, daripada keterlibatan militer terbuka.
Kesimpulan: Siapa Yang Akan Membantu Israel Dalam Perang?
Israel kemungkinan akan mendapat dukungan dari Amerika Serikat, Inggris, beberapa negara Eropa Barat, serta sekutu regional seperti Arab Saudi dan UEA dalam konflik dengan Iran. Bantuan ini mencakup senjata, intelijen, sistem pertahanan, dan dukungan diplomatik, didorong oleh ancaman bersama dari Iran dan kepentingan strategis. Namun, dukungan ini dibatasi oleh risiko eskalasi global dan tekanan politik internal sekutu. Di Indonesia, yang mengutamakan stabilitas global, konflik ini menyoroti pentingnya diplomasi untuk mencegah perang lebih luas. Dengan ketegangan yang terus meningkat pada 17 Juni 2025, dunia kini bergantung pada keseimbangan antara dukungan sekutu dan upaya meredakan konflik untuk menjaga perdamaian.