Kapal Aktivis Pro-Palestina Diserang Oleh Drone Saat Lewati Gaza. Pada 9 September 2025, sebuah insiden mengejutkan terjadi ketika kapal milik Global Sumud Flotilla, kelompok aktivis pro-Palestina, diserang oleh drone di perairan dekat Gaza. Kapal ini sedang dalam misi untuk menembus blokade Israel dan mengirimkan bantuan kemanusiaan ke warga Palestina. Serangan ini memicu kecaman internasional dan menambah ketegangan di kawasan yang sudah panas. Insiden ini juga menyoroti risiko yang dihadapi aktivis dalam upaya mereka mendukung Palestina. Artikel ini akan mengulas penyebab serangan, apakah ada korban jiwa, kondisi kapal saat ini, dan implikasi dari kejadian ini. BERITA BOLA
Apa yang Menyebabkan Kapal Ini Bisa Diserang
Kapal Global Sumud Flotilla berlayar dari Tunisia menuju Gaza dengan tujuan mengantarkan pasokan medis, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya untuk warga Gaza, yang telah menghadapi blokade Israel selama bertahun-tahun. Misi ini merupakan bagian dari kampanye internasional untuk menentang pembatasan akses laut ke Gaza, yang diberlakukan Israel sejak 2007 dengan alasan keamanan. Kapal tersebut, yang membawa sekitar 30 aktivis dari berbagai negara, termasuk anggota komite pengarah flotilla, sengaja berlayar di perairan internasional untuk menarik perhatian dunia terhadap situasi kemanusiaan di Gaza.
Serangan drone terjadi ketika kapal berada di lepas pantai Gaza, sekitar 20 mil laut dari wilayah yang dikendalikan Israel. Diduga, drone tersebut diluncurkan oleh militer Israel, meskipun belum ada pernyataan resmi yang mengkonfirmasi hal ini. Penyebab utama serangan diyakini adalah persepsi bahwa kapal ini menantang otoritas Israel di perairan yang mereka klaim sebagai zona keamanan. Israel selama ini dikenal ketat dalam mencegah kapal asing mendekati Gaza tanpa izin, sering kali mencegat atau menyerang kapal-kapal aktivis. Ketegangan regional yang meningkat, ditambah dengan tindakan keras militer Israel di Gaza sepanjang 2025, menjadi latar belakang insiden ini.
Apakah Penyerangan Ini Memakan Korban Jiwa
Beruntung, serangan drone ini tidak memakan korban jiwa. Menurut laporan, drone tersebut menghantam dek utama kapal, menyebabkan kerusakan berupa kebakaran kecil dan lubang di struktur kapal. Semua aktivis di atas kapal, termasuk anggota komite pengarah, dilaporkan selamat dan tidak mengalami luka serius. Tim di kapal segera memadamkan api menggunakan alat pemadam kebakaran onboard, mencegah kerusakan lebih lanjut. Namun, insiden ini meninggalkan trauma bagi para aktivis, yang menyebut serangan ini sebagai upaya intimidasi untuk menghentikan misi kemanusiaan mereka. Keberhasilan menghindari korban jiwa menjadi titik terang di tengah situasi yang berbahaya, tetapi juga menegaskan risiko besar yang dihadapi aktivis dalam misi semacam ini.
Bagaimana Kondisi Kapal Aktivis Pro-Palestina Saat Ini
Setelah serangan pada 9 September 2025, kapal Global Sumud Flotilla mengalami kerusakan di bagian dek utama, tetapi tetap mampu berlayar. Kapal ini kini bersandar di pelabuhan Siprus untuk perbaikan dan evaluasi lebih lanjut. Struktur utama kapal masih utuh, meski beberapa peralatan navigasi dan komunikasi dilaporkan terganggu akibat ledakan. Aktivis di kapal tetap bertekad untuk melanjutkan misi mereka setelah perbaikan selesai, dengan rencana untuk kembali mencoba mengirim bantuan ke Gaza. Namun, mereka kini menghadapi tantangan tambahan berupa pengawasan ketat dari otoritas maritim dan tekanan diplomatik untuk menghentikan perjalanan. Dua kapal pendamping flotilla, yang juga membawa bantuan, dilaporkan masih berada di perairan internasional dan dalam kondisi baik, meski kini lebih waspada terhadap ancaman serupa.
Kesimpulan: Kapal Aktivis Pro-Palestina Diserang Oleh Drone Saat Lewati Gaza
Serangan drone terhadap kapal aktivis pro-Palestina Global Sumud Flotilla di perairan dekat Gaza pada September 2025 menyoroti ketegangan yang terus berlangsung di kawasan tersebut. Dipicu oleh misi untuk menembus blokade Israel dan mengirimkan bantuan kemanusiaan, insiden ini menunjukkan risiko besar yang dihadapi aktivis dalam memperjuangkan isu Palestina. Meski tidak ada korban jiwa, kerusakan pada kapal dan trauma yang dialami aktivis menjadi pengingat akan bahaya misi semacam ini. Kondisi kapal yang masih bisa diperbaiki memberikan harapan bagi kelanjutan misi, tetapi tantangan keamanan dan diplomatik tetap besar. Kejadian ini juga memicu seruan internasional untuk perlindungan bagi aktivis kemanusiaan dan solusi yang lebih manusiawi terhadap krisis di Gaza. Keberanian flotilla ini menjadi simbol perlawanan terhadap blokade, sekaligus menggarisbawahi perlunya dialog global untuk mengatasi konflik di wilayah tersebut.