Balita Terkena Luka Saat Dititipkan di Daycare Surabaya. Kejadian memilukan terjadi di Surabaya, di mana seorang balita berusia satu tahun mengalami luka-luka di wajah dan tubuh setelah dititipkan di sebuah daycare. Peristiwa ini menjadi sorotan publik setelah orang tua sang balita melaporkan kasus tersebut ke Polda Jawa Timur pada Juni 2025. Meski sudah dua bulan berlalu, kasus ini masih berada di tahap penyelidikan, memicu kemarahan masyarakat terhadap pengelolaan daycare dan sistem pengawasannya. Insiden ini menambah daftar kekhawatiran tentang keamanan anak di tempat penitipan, sekaligus mendorong diskusi tentang perlunya regulasi yang lebih ketat. Siapa balita tersebut, apa penyebab lukanya, dan bagaimana tanggapan masyarakat? BERITA LAINNYA
Siapa Nama Balita Tersebut
Balita yang menjadi korban dalam kasus ini bernama Aisyah, anak perempuan berusia satu tahun dari keluarga sederhana di Surabaya. Aisyah adalah anak pertama dari pasangan muda yang bekerja penuh waktu, sehingga mereka memilih menitipkannya di sebuah daycare di kawasan Surabaya Timur agar bisa tetap bekerja. Nama Aisyah mulai dikenal publik setelah kasus ini viral di media sosial, meskipun keluarga berusaha menjaga privasi anak mereka. Orang tua Aisyah, yang awalnya mempercayakan anaknya ke daycare tersebut karena reputasinya yang cukup baik, kini menjadi pusat perhatian karena perjuangan mereka mencari keadilan atas luka-luka yang dialami putri mereka.
Kenapa Balita Tersebut Bisa Terkena Luka-luka
Luka-luka yang dialami Aisyah, termasuk memar di wajah, lecet di lengan, dan goresan di dahi, diduga terjadi akibat kelalaian pengasuhan di daycare. Berdasarkan laporan awal, orang tua Aisyah pertama kali menyadari luka tersebut saat menjemput anak mereka pada sore hari setelah seharian dititipkan. Pihak daycare mengklaim bahwa luka-luka itu terjadi karena Aisyah terjatuh saat bermain, namun penjelasan ini dianggap tidak konsisten oleh keluarga. Pemeriksaan medis menunjukkan bahwa beberapa luka tidak sesuai dengan pola cedera akibat jatuh, memicu dugaan adanya tindakan kasar atau pengabaian oleh pengasuh. Hingga Agustus 2025, penyelidikan polisi masih berlangsung untuk menentukan apakah ada unsur penganiayaan atau kelalaian. Kasus ini juga menyoroti kurangnya pengawasan ketat di daycare tersebut, yang diketahui hanya memiliki dua pengasuh untuk 15 anak, di bawah standar rasio pengasuhan yang ideal.
Reaksi Netizen Indonesia Atas Kejadian Yang Menimpa Balita Ini
Kejadian yang menimpa Aisyah memicu gelombang kemarahan dan simpati di kalangan netizen Indonesia. Di media sosial, tagar seperti #JusticeForAisyah menjadi trending, dengan ribuan pengguna mengecam pihak daycare dan menuntut tindakan hukum yang tegas. Banyak netizen berbagi pengalaman serupa, mengungkapkan kekhawatiran tentang keamanan daycare di berbagai kota. Sebagian warganet menyerukan boikot terhadap daycare yang bersangkutan, sementara yang lain menyoroti perlunya regulasi nasional untuk mengawasi operasional tempat penitipan anak. Namun, ada pula yang mengingatkan agar tidak terburu-buru menghakimi sebelum penyelidikan selesai, meski tetap menyatakan empati kepada keluarga Aisyah. Diskusi di platform daring juga mendorong orang tua untuk lebih selektif memilih daycare, termasuk memeriksa sertifikasi pengasuh dan rasio pengawasan. Secara keseluruhan, kasus ini membuka mata masyarakat tentang urgensi standar keamanan di fasilitas penitipan anak.
Kesimpulan: Balita Terkena Luka Saat Dititipkan di Daycare Surabaya
Kasus luka-luka yang dialami Aisyah di sebuah daycare di Surabaya telah mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap tempat penitipan anak. Insiden ini, yang diduga akibat kelalaian atau bahkan tindakan kasar, menyoroti kelemahan pengawasan di banyak daycare di Indonesia. Reaksi netizen yang penuh kemarahan dan simpati mencerminkan keprihatinan kolektif terhadap keselamatan anak-anak, sekaligus menjadi panggilan untuk reformasi regulasi. Meski penyelidikan masih berlangsung, kasus Aisyah telah menjadi pengingat bahwa keamanan anak harus menjadi prioritas utama. Pemerintah, penyedia layanan daycare, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang, memberikan rasa aman bagi orang tua yang mempercayakan anak mereka di tempat penitipan.