Total 50 Orang Tewas di Gaza Usai Penyerangan Israel

total-50-orang-tewas-di-gaza-usai-penyerangan-israel

Total 50 Orang Tewas di Gaza Usai Penyerangan Israel. Pagi ini, 27 September 2025, Gaza kembali dirundung duka mendalam setelah serangan udara Israel menewaskan setidaknya 50 warga Palestina di Gaza City. Serangan itu menghantam stadion al-Ahli yang dijadikan tempat perlindungan sementara bagi ratusan keluarga pengungsi, menewaskan 12 orang termasuk tujuh wanita dan dua anak-anak, menurut juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza. Ini bagian dari eskalasi operasi darat Israel yang dimulai pekan lalu, di mana pasukan IDF memerintahkan evakuasi massal bagi 300.000 penduduk Gaza City ke selatan, meski “zona aman” al-Mawasi sudah berulang kali dibom. Total korban jiwa sejak Oktober 2023 kini melebihi 65.000, dengan ribuan lainnya terluka atau hilang di bawah reruntuhan. Di tengah sidang Majelis Umum PBB yang menyerukan gencatan senjata, serangan ini menimbulkan pertanyaan besar: apakah upaya diplomatik global cukup untuk menghentikan siklus kekerasan yang tak kunjung usai ini? BERITA BASKET

Mengapa Israel Tetap Berani Menyerang Gaza: Total 50 Orang Tewas di Gaza Usai Penyerangan Israel

Israel melanjutkan serangannya ke Gaza karena prioritas utama: menghancurkan Hamas sepenuhnya dan membebaskan sandera yang tersisa. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berulang kali menyatakan bahwa operasi ini bertujuan membongkar terowongan bawah tanah dan struktur jebakan milik Hamas, yang dianggap sebagai ancaman eksistensial bagi Israel. Sejak serangan mendadak Israel pada Maret 2025 yang memutus gencatan senjata Januari, IDF telah menargetkan pemimpin Hamas di Qatar dan wilayah lain, dengan alasan tak ada tempat aman bagi kelompok militan itu. Dukungan kuat dari AS, termasuk penjualan senjata senilai $20 miliar pada Agustus 2024 dan persetujuan $3 miliar pada Februari 2025, memberi Israel ruang gerak luas.

Faktor domestik juga berperan: Netanyahu menghadapi protes domestik dan tuduhan korupsi, di mana perang Gaza menjadi alat pengalih perhatian. Survei Maret 2025 menunjukkan 82% warga Israel Yahudi mendukung pengusiran warga Gaza, sementara Menteri Keuangan Bezalel Smotrich menyatakan Gaza harus “sepenuhnya hancur” untuk keamanan jangka panjang. Blokade bantuan yang diberlakukan sejak Maret juga dimaksudkan untuk menekan Hamas agar menyerahkan sandera, meski UN menyebutnya sebagai senjata kelaparan yang menyebabkan krisis pangan parah di Gaza City. Singkatnya, Israel melihat serangan ini sebagai keharusan pertahanan, didukung logistik AS dan opini publik dalam negeri yang mendesak kemenangan total.

Negara Apa Saja yang Mendukung Negara Israel: Total 50 Orang Tewas di Gaza Usai Penyerangan Israel

Dukungan bagi Israel dalam konflik Gaza mayoritas datang dari sekutu Barat, dengan AS sebagai pilar utama. Pada 2025, AS telah menyalurkan lebih dari $22 miliar bantuan militer, termasuk jet F-15 dan bom MK 84, serta memveto enam resolusi gencatan senjata di Dewan Keamanan PBB. Jerman, meski menangguhkan ekspor senjata ke Gaza pada Agustus 2025, tetap menyetujui €485 juta peralatan militer hingga Mei, dengan Kanselir Friedrich Merz menekankan hak bela diri Israel. Inggris, di bawah PM Keir Starmer, mengakui Palestina pada September tapi tetap berkoordinasi melalui kelompok koordinasi pertahanan Israel.

Australia dan Kanada juga mendukung, meski mengkritik eskalasi; Australia dikritik karena memasok suku cadang F-35 yang bisa digunakan Israel, sementara Kanada menyetujui $60 juta amunisi Kanada untuk penjualan AS ke Israel. Di Asia-Pasifik, negara seperti Micronesia, Nauru, Palau, Papua New Guinea, Paraguay, dan Tonga memilih menentang resolusi PBB yang pro-Palestina pada September 2025, menunjukkan solidaritas dengan Israel. Argentina dan Hungaria juga bergabung dalam oposisi terhadap deklarasi dua negara. Sementara itu, negara-negara Teluk seperti UEA dan Maroko, melalui normalisasi Abraham Accords, memberikan dukungan diam-diam melalui mediasi dan ekonomi, meski menghadapi tekanan domestik. Dukungan ini membentuk jaringan yang memungkinkan Israel bertahan di panggung internasional.

Apakah Israel Tetap Akan Menyerang Gaza Tanpa Mendengarkan Negara Lain

Ya, sejarah menunjukkan Israel cenderung mengabaikan seruan internasional jika dianggap bertentangan dengan tujuannya. Pada September 2025, meski 28 negara termasuk Prancis, Belgia, dan Selandia Baru menyerukan gencatan senjata segera melalui pernyataan bersama, Israel justru memperluas invasi Gaza City, menewaskan 85 orang pada 24 September saja. Menteri Pertahanan Israel Katz menyatakan kritik dari sekutu seperti Jerman dan Inggris “tak akan melemahkan tekad kami,” sementara Netanyahu menyebut pengakuan Palestina oleh Inggris, Prancis, dan Kanada sebagai “penghargaan bagi terorisme Hamas.”

PBB dan Amnesty International menuduh Israel melakukan genosida, dengan laporan September 2025 menemukan bukti empat dari lima tindakan genosida, tapi Israel menolaknya sebagai “diskoneksi dari realitas.” Bahkan veto AS di PBB tak menghentikan kritik, tapi memberi ruang bagi Israel untuk melanjutkan. Protes global, seperti aksi serentak di 80 kota Italia, dan penangguhan ekspor senjata oleh Belanda dan Kanada, belum memaksa henti. Netanyahu bersikeras perang berakhir jika Hamas menyerah, mengabaikan tuntutan mediasi Qatar dan Mesir. Tanpa tekanan ekonomi atau militer langsung dari AS, Israel kemungkinan besar akan terus maju, meski risiko isolasi diplomatik meningkat.

Kesimpulan

Serangan Israel yang menewaskan 50 orang di Gaza pada September 2025 adalah pengingat pahit bahwa konflik ini masih jauh dari resolusi. Dengan alasan keamanan dan dukungan kuat dari AS serta sekutu Barat, Israel tampak tak gentar menghadapi seruan global. Namun, eskalasi ini hanya memperburuk krisis kemanusiaan, dengan Gaza menghadapi kelaparan dan kehancuran massal. Ke depan, tekanan diplomatik seperti pengakuan Palestina oleh Eropa harus ditingkatkan, sementara Israel perlu mempertimbangkan biaya jangka panjang dari pendekatan militer. Hanya dialog sungguhan yang bisa membuka jalan damai, memastikan kedua pihak hidup berdampingan tanpa bayang-bayang kekerasan lagi.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…

By admin

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *