Trump Nolak Perundingan Dengan Maduro. Washington, 23 September 2025 – Ketegangan antara Amerika Serikat dan Venezuela memuncak setelah Presiden Donald Trump menolak surat undangan dialog dari Nicolás Maduro, menyebutnya penuh “kebohongan”. Surat itu dirilis pemerintah Venezuela pada 21 September, di mana Maduro tolak tuduhan AS soal keterlibatannya dalam kartel narkoba dan ajak bicara langsung untuk “jaga perdamaian”. Penolakan Trump, yang disampaikan juru bicara Gedung Putih Karoline Leavitt pada 22 September, tak ubah kebijakan “tekanan maksimal” AS—termasuk kapal perang di Karibia untuk lawan kartel Soles. Oposisi Venezuela seperti Edmundo González Urrutia, yang AS anggap presiden sah, dukung langkah Trump sebagai “langkah perlu hancurkan struktur kriminal”. Di tengah Sidang Umum PBB ke-80, penolakan ini jadi simbol perlawanan AS terhadap rezim Maduro yang pemilu Juli 2024-nya ditolak global sebagai curang. Dengan hadiah $50 juta untuk penangkapan Maduro, situasi makin panas—apakah ini akhir diplomasi atau awal eskalasi? BERITA BOLA
Siapa Itu Maduro dan Trump: Trump Nolak Perundingan Dengan Maduro
Nicolás Maduro adalah presiden Venezuela sejak 2013, mantan sopir bus yang naik jadi wakil Hugo Chávez sebelum ambil alih. Lahir di Caracas pada 1962, Maduro ideologis sosialis yang pimpin negara kaya minyak tapi hancur karena korupsi dan sanksi AS. Pemilu Juli 2024-nya ditolak oposisi dan 50 negara, termasuk AS, karena tuduhan kecurangan—ia klaim menang 51 persen, tapi tally oposisi bilang Edmundo González Urrutia unggul. Maduro tuduh AS coba kudeta, seperti era pertama Trump 2017-2021 yang kenakan sanksi minyak rugikan $100 miliar. Ia pimpin milisi sipil 4 juta orang untuk “lawan invasi”, dan tolak tuduhan kartel Soles yang katanya dipimpin dirinya.
Donald Trump, presiden AS kedua kalinya sejak 2025, lahir di New York 1946 dari keluarga pengusaha. Sebagai pengembang properti dan bintang “The Apprentice”, Trump masuk politik 2016 dengan slogan “Make America Great Again”. Era pertama, ia kenakan sanksi Venezuela, sebut Maduro “diktator” dan akui Juan Guaidó sebagai presiden sementara 2019—gagal. Kembali 2025, Trump tingkatkan tekanan: gandakan hadiah Maduro jadi $50 juta Agustus lalu, tuduh dia pimpin kartel narkoba, dan kirim kapal perang ke Karibia untuk hentikan “perahu obat”. Trump bilang 21 September: “Kita lihat apa yang terjadi dengan Venezuela”—tolak konfirmasi surat Maduro. Gaya Trump tegas, fokus keamanan perbatasan dan anti-komunis, tapi kritiknya bilang ini picu inflasi AS.
Perundingan Apa Yang Ingin Maduro Bahas Dengan Trump
Maduro ingin bicara langsung dengan Trump atau utusan Richard Grenell soal de-eskalasi tekanan AS, tolak tuduhan “sepenuhnya palsu” soal kartel narkoba, dan tuntut cabut sanksi minyak yang hentikan ekspor Venezuela $40 miliar sejak 2019. Suratnya, dirilis 21 September, ajak “jaga perdamaian” lewat dialog, sebut AS coba “perubahan rezim” via militer di Karibia. Maduro inginkan negosiasi JCPOA-like untuk sanksi, mirip kesepakatan 2015 yang Trump cabut 2018, plus dukung Palestina di Gaza—di mana ia sebut AS-Israel lakukan “genosida”.
Delegasi Iran di PBB dukung posisi Maduro, tapi Trump tolak, sebut surat itu “plagada de mentiras”. Maduro bilang di TV mingguan Senin malam: “Ini surat pertama, saya kirim lagi untuk bela kebenaran Venezuela.” Perundingan juga sentuh migrasi: 7 juta warga Venezuela lari sejak 2014, dan Trump ingin Maduro terima “tahanan” kembali—tapi Maduro tolak, sebut itu “ekstradisi politik”. Intinya, Maduro cari ruang napas ekonomi, sementara AS ingin Maduro mundur atau serahkan kekuasaan ke oposisi.
Kenapa Trump Menolak Untuk Melakukan Perundingan Dengan Maduro
Trump tolak perundingan karena anggap Maduro “presiden ilegal” yang pemilu curang, dan dialog cuma beri legitimasi rezim yang tuduhannya pimpin kartel narkoba—termasuk Soles yang kirim kokain ke AS. Leavitt bilang 22 September: “Postur AS soal Venezuela tak berubah”—fokus tekanan maksimal untuk hentikan migrasi dan narkoba, bukan bicara. Trump tuduh Maduro lindungi proxy seperti Hizbullah, dan kapal perang di Karibia bagian “perang tak terumumkan” lawan kartel—Maduro sebut itu “eksekusi tanpa hak bela diri”.
Alasan moral: Trump sebut elit Maduro pesta di New York sementara rakyat Venezuela susah—inflasi 40 persen, pengangguran 12 persen. Oposisi seperti María Corina Machado dukung Trump, sebut militer AS “perlunya hancurkan struktur kriminal”. Henrique Capriles, oposisi lain, kritik Trump karena “entrenching those in power”—tapi Trump anggap dialog sia-sia, seperti era Guaidó yang gagal. Penolakan ini bagian strategi 2025: gandakan hadiah Maduro, tambah sanksi, dan koordinasi dengan Brasil, Kolombia untuk isolasi.
Kesimpulan: Trump Nolak Perundingan Dengan Maduro
Penolakan Trump terhadap undangan Maduro jadi babak baru konfrontasi AS-Venezuela, dari surat damai ke tekanan militer yang picu tuduhan “perang tak terumumkan”. Maduro cari dialog untuk cabut sanksi dan bela legitimasi, tapi Trump pilih isolasi rezim ilegal demi keamanan dan dukung oposisi. Di akhir, ini pengingat geopolitik rumit: sanksi rugikan ekonomi, tapi dialog tak jamin perubahan. Bagi Venezuela, krisis berlanjut; bagi AS, prioritas perbatasan. Sidang PBB lanjut, tapi perdamaian terasa jauh—semoga dialog suatu hari datang, bukan konfrontasi.